Asmi AstariINGIN PERTAHANKAN TRADISI
Sentra kerajinan tenun songket Palembang di Kawasan Tangga Buntung sudah sejak lama dikenal. Puluhan toko songket tersebar di kawasan itu. Beberapa di antaranya sudah memiliki nama besar dan dikenal hingga Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia. Antara lain, Zainal Songket, Cek Ipah, Fikri Koleksi, dan sebagainya.
Di sentra kerajinan tenun songket Palembang itu, tak sedikit toko yang bagian belakangnya menjadi tempat produksi tenun songket. Namun, banyak pula yang berproduksi di tempat lain atau dikerjakan di rumah para penenunnya. Salah satunya adalah toko Asmi Astari (AA). Toko yang namanya sama dengan nama pemiliknya ini terletak di Jalan Kiranggo Wiro Sentiko.
Sejak Aisyah Asmi Astari (27), anak keduanya belum lahir, Asmi Astari (50) sudah membuat songket.
Keterbatasan modal menjadikan Asmi hanya bisa menenun songket bila ada pesanan datang. Tahun 1996, Asmi mulai memiliki toko sendiri di tempat yang kini ia tempati dan punya karyawan. Kualitasnya yang bagus membuat songket hasil tenunan Asmi banyak disukai wisatawan, termasuk yang berasal dari Hongkong, Amerika, dan Brunei. Sebanyak 25 persen dari pembelinya merupakan wisman.
Biasanya, para pembeli menggunakan kain songketnya untuk berbagai acara, mulai dari pernikahan, wisuda, kematian, perpisahan sekolah, dan sebagainya. "Penggunaannya tidak lagi hanya untuk acara adat, melainkan sudah berkembang sesuai zaman," ujar Dede yang kini meneruskan usaha ibunya. Di tokonya, Dede menjual songket dengan harga berkisar mulai Rp900.000-Rp7,5 juta.
Untuk songket yang menggunakan mesin, harganya antara Rp350.000-Rp800.000. Sementara, harga tanjak (ikat kepala) untuk pengantin yang juga terbuat dari songket mulai Rp25.000-Rp750.000. Toko AA khusus menyediakan songket dalam bentuk kain, meski ada pula busana dari songket yang dicampur dengan kain lain yang dipajang. Namun, jumlahnya tidak banyak. "Nah, sejak dulu songket, kan, dipakai sebagai kain kebaya, bukan dibuat baju. Kami ingin mempertahankan tradisi itu, kecuali ada pesanan," tutur Dede.
Banyak motif songket yang dibuat AA, antara lain Naga Besaung, Cantik Manis, Limar, dan Durian Pecah. Selain memiliki 10 pegawai yang menenun di bagian belakang toko, AA juga mempekerjakan lebih dari 20 orang yang menenun di rumah.
Hasuna Daylailatu