Aliifah Mahdy Kembangkan Lovely Jars, Si Stoples Cantik

By nova.id, Selasa, 4 Juni 2013 | 06:24 WIB
Aliifah Mahdy Kembangkan Lovely Jars Si Stoples Cantik (nova.id)

Aliifah Mahdy Kembangkan Lovely Jars Si Stoples Cantik (nova.id)
Aliifah Mahdy Kembangkan Lovely Jars Si Stoples Cantik (nova.id)
Aliifah Mahdy Kembangkan Lovely Jars Si Stoples Cantik (nova.id)

"Aliifah mengaku mendapat ilmu bisnis dari sang ayah. (Foto: Dok Pri) "

Sejak kapan tertarik bisnis stoples cantik?

Sejak September tahun lalu. Sebenarnya saya sudah sejak dulu menyimpan sesuatu di tempat-tempat begini (stoples kecil), misalnya kuteks atau cotton buds. Kebetulan ukuran wadahnya pas. Waktu itu masih berupa wadah biasa. Ketika saya perhatikan lagi, kok, enggak terlalu enak dilihat.

Saya, kan, anak grafis (Aliifia menamatkan SMA dan perguruan tinggi di Malaysia, Red.), makanya saya senang lihat yang cantik-cantik. Sebenarnya bisa saja beli stoples cantik, tapi buat apa? Toh saya bisa bikin sendiri. Dari situlah, saya mulai trial and error bikin stoples cantik. Di bagian tutupnya, saya beri hiasan. Semula, saya buat bentuk kelinci yang bahannya dari resin. Setelah jadi, saya rekatkan pakai lem khusus pada tutupnya. Stoples kecil ini saya jadikan wadah cotton buds.

Memangnya punya bekal keterampilan?

Saya sudah lama membuat karya kreatif. Dulu, saya suka menggambar dan hasilnya saya jual ke teman-teman. Saya juga suka tangan berkotor-kotor untuk membuat sesuatu. Nah, soal keterampilan dari resin ini, saya sudah lama bisa. Makanya enggak ada kesulitan lagi. Memang, sih, sempat melewati masa trial and error. Misalnya dulu, lemnya masih mudah lepas. Selanjutnya, saya pilih lem khusus yang lebih kuat dan aman. Setelah berhasil bikin satu bentuk, terus saya kembangkan sampai sekarang.

Bagaimana memulai usaha?

Semula belum terpikir untuk usaha. Kala itu, hasil karya saya hanya saya taruh di kamar. Suatu saat seorang teman melihat dan bertanya, "Di mana belinya? Kalau mau beli lagi, saya titip." Saya pun terus terang, saya sendiri yang membuatnya. Ternyata teman saya langsung pesan. Nah, sejak September lalu saya memilih fokus membuat usaha ini. Saya pun mem-branding produk saya sebagai lovely jars. Saya ingin, setiap orang yang melihat stoples cantik, akan ingat lovely jars.

Pertama kali diproduksi, saya membuat model shio dengan stoples ukuran kecil. Pasti dicari banyak orang. Kebetulan, saya punya banyak kawan keturunan Tionghoa. Tentu saya juga membuatnya dengan kualitas bagus. Untuk pewarnaan, misalnya, saya sudah memperhitungkan tren pasar. Kebetulan, saya punya teman dari dunia fashion. Saat itu sedang tren warna pastel, maka saya mengecat bagian tutup stoples dengan warna pastel.

Produk pertama saya langsung dapat respons bagus. Bahkan, teman saya ini pesan lagi untuk saudara dan orangtuanya. Shio mereka, kan, beda-beda. Saya pun makin yakin usaha ini bakal berkembang. Belakangan, lovely jars bisa untuk wadah apa saja, misalnya tempat eye shadow, lipstik, brush make up, dan buat anak-anak bisa untuk tempat pensil yang sudah diserut pendek.

Apa upayanya agar produk cepat dikenal?

Saya percaya kekuatan social media. Makanya, saya memperkenalkannya lewat Facebook. Melihat lovely jars, orang jadi suka banget. Responsnya bagus. Saya bikin 10, langsung habis. Saya jadi tambah semangat. Saya makin giat berekspresi. Saya pun membuat lovely jars lebih beragam lagi.

Untuk model stoples, sekarang sudah ada 12 jenis. Sampai kini, sudah ratusan model saya bikin. Mulai dari shio dan aneka binatang, action figure, tema around the world. Seperti menara Pisa, Eiffel, piramid, dan lainnya. Belakangan, saya juga bikin satu set tema Alice in Wonderland. (Alice's Adventures in Wonderland adalah karya sastra klasik tahun 1865 karya penulis berkebangsaan Ingris Charles Lutwidge Dodgson yang menggunakan nama pena Lewis Carroll. Belakangan Alice in Wonderland menjadi salah satu produk Walt Disney dan sudah difilmkan, Red.) Satu tema ini terdiri dari enam jars, harganya Rp 1,750 juta.

Wah, cukup mahal, ya?

Memang, tapi tetap saja ada peminatnya. Mengingat harganya yang tinggi, awalnya hanya untuk koleksi pribadi. Lagi-lagi teman berkomentar. "Lucu banget. Kalau dijual pasti laku." Ternyata benar. Saya pernah juga mengeluarkan tema Snow White seharga Rp 2 juta. Ada saja pembelinya.

Sudah berapa banyak desain yang dibuat?

Banyak banget. Saya enggak menghitung, tapi mencapai ratusan. Saya berupaya dalam satu bulan selalu muncul desain baru. Banyak juga desain yang sebenarnya masukan dari customer. Suatu saat ada yang pesan, "Bisa enggak hiasannya berupa huruf atau inisial nama?" Tentu saja bisa. Dari situ, banyak yang pesan nama.

Ini salah satunya (Aliifah menunjukkan stoples cantik dengan tutup yang atasnya bertuliskan Dian Pelangi, desainer muda busana muslim, Red.) Saya mau kirim pesanan Dian sejumlah tujuh item. Belakangan, saya memang punya banyak relasi dari kalangan desainer, hijabers, dan selebritas.

Saya juga bikin produk baru untuk menyambut suatu event. Natal lalu, saya angkat tema dengan warna putih dan silver, termasuk Santa Claus. Hasilnya, laku banget. Tentu saya senang lovely jars dapat sambutan baik. Saya harap, karya saya ini tak hanya dipandang sebagai stoples cantik. Tapi juga mendapat apresiasi seni.

Berapa rata-rata kapasitas produksi dalam sebulan?

Ratusan produk. Sekarang ini pesanan lewat online masih banyak. Saya punya sistem penjualan sendiri. Dalam sebulan, saya hanya dua kali kirim barang, tanggal 15 dan 30. Irama kerjanya tanggal 1-10 saya buka order, selanjutnya produksi dan kirim. Saya juga menerapkan aturan full payment, baru saya kirim barang. Klien mau, kok. Selama ini aman-aman saja.

Selain Jakarta, saya dapat pesanan dari berbagai kota di Jawa dan luar. Sekali kirim sekitar 65 kotak pemesan. Tiap kotak, isinya bisa 30 produk. Soal harga, tentu saja bervariasi. Ada yang Rp 60 ribu, Rp 75 ribu, bahkan sampai ratusan ribu. Dari sisi karakter pembeli, sebagian besar wanita.

Omong-omong, dari mana mempelajari bisnis?

Orangtua. Abah, Syarief Mahdy, adalah seorang businessman, sedangkan Umi, ibu rumah tangga, yang tentu menjadi asisten pribadi Abah. Abah punya usaha dengan jumlah ratusan karyawan. Untuk latihan kerja, saya pernah bekerja di perusahaan Abah, tapi pernah juga saya kerja di tempat lain. Saat itu memang sudah terpikir untuk membuat sesuatu, sampai akhirnya menemukan lovely jars.

Apa tanggapan orangtua?

Orangtua dan kakak-kakak saya sangat mendukung (Aliifa adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara, Red.). Sebenarnya, sih, mudah saja bagi saya kerja membantu Abah. Namun saya ingin mengelola usaha sendiri.

Apa langkah ke depan yang ingin diwujudkan?

Saya ingin mewujudkan studio kerja di Kebon Jeruk, namanya Alf Stuff. Saya juga ingin terus mengembangkan sayap dan berencana buka di Bali. Selama ini, saya memang sudah punya relasi di sana. Nah, Bali, kan, tempat wisatawan yang perlu suvenir khas. Saya ingin mengisi suvenir di sana.

 Henry Ismono