Pemeriksaan Payudara Harus Teratur Tiap Bulan!

By nova.id, Kamis, 5 Juni 2014 | 07:18 WIB
Pemeriksaan Payudara Harus Teratur Tiap Bulan (nova.id)

TabloidNova.com - Perlu Anda tahu, kanker payudara merupakan "pembunuh" nomor satu perempuan di Indonesia, karena banyak kasus yang tak dapat ditangani. Padahal jika dideteksi sedari dini, penderita kanker payudara berpeluang sembuh bahkan hingga 98 persen.

Kanker payudara adalah penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jaringan payudara. Sel kanker ini dapat menyebar ke jaringan sekitarnya atau organ tubuh lainnya sepeti paru, hati, otak, mata, kandung kemih, tulang, dan lainnya.

Kanker payudara pada dasarnya dapat menyerang siapa pun, termasuk kaum pria, tanpa memandang usia, status ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan. Untuk itu, sangat penting dilakukan deteksi dini dan perawatan kesehatan payudara secara menyeluruh, agar terhindar dari kanker payudara.

Berdasarkan data SIRS (Sistem Informasi Rumah Sakit) tahun 2010, kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia, dengan proporsi sebesar 12.014 orang (atau sebanyak 28,7 persen).

Spesialis bedah konsultan payudara dari RS Mitra Kemayoran Jakarta, dr. Alfiah Amiruddin MD, MS, mengatakan, "Gejala awal kanker  payudara terkadang tidak disadari oleh pasien, mengingat 80-90 persen di antaranya tanpa disertai rasa sakit. Oleh karena itu, sangat dianjurkan melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara teratur tiap bulan untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin."

Banyak masyarakat Indonesia, kata Alfiah, yang belum memahami manfaat skrining (deteksi dini), yang harus dilakukan secara rutin. Seperti melakukan teknik SADARI (PerikSa PayuDara SendiRi), mammografi, ultrasonografi (USG), serta pemeriksaan klinis payudara di rumah sakit.

Berdasarkan data, kata Alfiah, sekitar 40-70 persen pasien kanker payudara di Indonesia biasanya baru datang berobat ketika sudah pada kondisi stadium lanjut. "Sekitar 40-70 persen penderita kanker payudara di Indonesia akan mendapatkan terapi paliatif yang tujuannya tidak lagi untuk menyembuhkan, melainkan hanya mengurangi gejalanya saja, demi meningkatkan kualitas hidup si penderita," terang Alfiah.

Oleh karena itu, Alfiah menambahkan, "Ketika seorang perempuan mencapai usia 40 tahun, sebaiknya mulai melakukan skrining kanker payudara, khususnya bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara. Sebab 5 sampai 10 persen kanker payudara berhubungan dengan faktor genetik."

Pola hidup yang tidak sehat juga diduga sebagai pemicu berkembang biaknya sel kanker. Misalnya stres, kegemukan pasca menopause, diabetes mellitus (DM), serta kegemaran mengonsumsi alkohol dan merokok."

Intan Y. Septiani