Benarkah Roti Gandum Lebih Sehat?

By nova.id, Jumat, 3 Januari 2014 | 07:11 WIB
Benarkah Roti Gandum Lebih Sehat (nova.id)

TABLOIDNOVA.com - Jika Anda terbiasa berbelanja roti di minimarket, biasanya roti gandum lebih cepat habis dibandingkan roti tawar putih. Barangkali, Anda lantas bersyukur karena menganggap bahwa banyak orang kini makin sadar akan kesehatan, sehingga lebih memilih roti gandum ketimbang roti putih.

Tetapi benarkah roti gandum betul-betul sehat, atau membuat tubuh langsing? Atau, haruskah kita merasa bersalah karena mengonsumsi roti putih?

Menurut Suman Agarwal, pakar kebugaran dan kesehatan yang juga pendiri SelfCare, meskipun banyak pembuat roti mencantumkan label roti dari tepung gandum, gandum utuh, atau multigrain pada produknya, hal itu tidak menjamin bahwa roti tersebut lebih sehat daripada roti putih. Roti coklat (brown bread, yang dibuat dari tepung terigu ditambah dedak) sering disebut demikian karena warnanya yang coklat. Untuk mendapatkan warna tersebut biasanya digunakan kopi atau tetes tebu.

Sepotong roti coklat (biasa dikategorikan wheat bread) atau roti gandum utuh (whole wheat bread) biasanya lebih tebal dan lebih padat dibandingkan dengan roti putih. Namun, sepotong roti gandum ukuran 9 x 9cm  memiliki kalori 87 kkal, bandingkan dengan sepotong roti putih yang hanya 50 kkal.

Para pakar makanan biasanya menggunakan skala indeks glikemik untuk mengukur kecepatan perubahan makanan tertentu menjadi glukosa dalam darah begitu dikonsumsi. Semakin tinggi nilai IG-nya, semakin "berbahaya" makanan tersebut untuk metabolisme tubuh. Hal ini bisa memicu obesitas dan semua penyakit yang berkaitan dengan penuaan. Di Inggris, nilai IG dari roti putih adalah 59, sedangkan roti coklat adalah 68.

Roti berbahan gandum utuh tidak mengandung banyak ragi, teksturnya kasar, dan tidak berkembang sebanyak tepung maida. Selain itu, juga tidak mudah mengembang kembali ketika diremas. Roti ini juga cepat basi, karena kandungan minyak dalam gandum cepat menjadi tengik. Butuh banyak bahan pengawet untuk mempertahankan roti ini di rak-rak di toko.

John Paul Carmona, mantan chef de cuisine dari Manresa, California, mengatakan bahwa roti yang dibuat dari tepung gandum jarang bertahan lebih dari dua hari. Semakin mentah tepung yang Anda gunakan, semakin berkurang kelembabannya.

"Satu-satunya cara untuk menjaga roti gandum bertahan lama adalah dengan mengirisnya, menyimpannya di lemari es, kemudian memanggangnya ketika Anda hendak mengonsumsinya," paparnya.

Kemudian, tekstur roti gandum biasanya dipertahankan dengan menambahkan emulsifier. Bisa Anda bayangkan jumlah tambahan bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh, yang juga menambah jumlah kalorinya.

Bagaimana dengan kandungan seratnya?

Seiris roti coklat (87 kalori) memiliki sekitar 1,1 gram serat. Sedangkan seiris roti putih (50 kalori) hanya memiliki 0,6 gram serat. Namun kandungan serat yang seharusnya Anda dapatkan dari roti gandum utuh kemudian menjadi tidak berarti jika dibandingkan dengan bahan kimia dan emulsifier yang dicerna di dalam tubuh Anda.

Bandingkan dengan apel (55 kalori) yang mengandung 3 gram serat. Artinya, dengan jumlah kalori yang sama Anda mendapatkan jumlah serat sebanyak tiga kali lipatnya. Dengan demikian, kalau niat Anda mengonsumsi roti gandum adalah untuk mendapatkan seratnya, lebih baik Anda mengonsumsi sayuran dan buah-buahan tadi.

Risna Safitri/ iDiva