TABLOIDNOVA.com - Yum...! Siapa yang tak ingin ngobrol bersama teman-teman sambil ditemani semangkuk kentang goreng? Rasanya yang gurih, ditambah cocolan saus sambal pedas pasti membuat Anda ingin terus mengudapnya.
Namun, meski kentang mengandung banyak nutrisi, kentang goreng ternyata tidak bisa dikategorikan makanan sehat lagi. Setelah mengetahui tiga fakta di bawah ini, Anda pasti akan mulai membatasi konsumsi kentang goreng. Bagaimana pun, apa yang berlebihan tentu tidak baik, kan?
Mengandung lemak jahat
Makanan gorengan memang lezat, tapi lemak jenuh atau lemak jahat bisa mengubah kentang yang sehat menjadi makanan "jahat" yang meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes. Memang tidak semua lemak itu buruk, karena ada juga lemak yang dikategorikan baik. Misalnya minyak sayur, termasuk minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari, yang memberikan perlindungan terhadap kesehatan.
Lemak jenuh dapat memicu penyumbatan pembuluh darah, dan menyebabkan kerusakan sistem tubuh yang lebih besar. Lemak jenuh yang berpotensi menyebabkan kerusakan pada tubuh umumnya ditemukan pada margarin, lemak sayuran (vegetable shortening), dan segala sesuatu yang melalui proses hidrogenasi.
Lemak jenuh telah terbukti meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL. Lemak ini tersimpan dalam tubuh lebih lama, dan meningkatkan sirkulasi trigliserida yang menurunkan kolesterol baik atau HDL. Jika dikonsumsi terus-menerus, lemak jahat ini menciptakan trombosit dalam aliran darah Anda. Trombosit ini kemudian membentuk gumpalan yang terhubung ke dinding arteri, yang menyuplai oksigen dan nutrisi ke area-area vital pada tubuh. Gumpalan ini menciptakan plak yang akhirnya menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Bukan termasuk karbohidrat yang baik
Kentang mengandung banyak serat, vitamin C, B6, juga kalsium, magnesium, zat besi, dan tembaga. Namun, kentang juga merupakan karbohidrat simpleks yang mengandung kadar gula tinggi, dan cepat terserap oleh tubuh. Ketika tubuh menyerap jenis karbohidrat ini, Anda dipaksa untuk menggunakannya sebagai energi, atau menyimpannya dalam lemak.
Nah, kalau Anda tidak langsung berolahraga setelah mengonsumsinya, atau mengonsumsinya setelah berolahraga, kentang goreng ini akan membuat berat badan Anda cepat naik. Bukan hanya itu, jika Anda terus-menerus mengonsumsi karbohidrat simpleks, konversi gula yang tinggi akan menyebabkan peningkatan produksi insulin. Ketika insulin terus meningkat, akan terjadi resistensi insulin. Hal inilah yang menaikkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Dan, hati-hati, anak-anak juga bisa mengalami proses ini lho.
Mengandung lemak trans
Cara mengolah kentang yang salah bisa mengubahnya jadi makanan yang tidak sehat. Menggoreng kentang memang membuatnya jadi gurih. Namun lemak trans yang terjadi dalam proses penggorengan merupakan jenis lemak jenuh yang paling berbahaya. Lemak ini akan mengubah kentang yang sehat menjadi pemicu penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Sebab, lemak yang rusak akan bertindak sebagai karsinogen di dalam tubuh.
Kentang goreng memiliki kadar acrylamide yang tinggi, dan diklaim sebagai substansi yang berpotensi menyebabkan kanker. Meskipun belum ada hasil yang meyakinkan pada anak-anak, yang menunjukkan kaitan antara mengonsumsi kentang goreng dan kanker, faktanya kasus kanker pada anak-anak di usia 3-5 tahun saat ini mulai meningkat. Maka, tidak ada salahnya jika Anda mulai membatasi konsumsi kentang goreng untuk anak.
Risna Safitri/Fitnea
KOMENTAR