Mantan Pelanggan: Brownies Ganja Bikin Tak Sadarkan Diri Selama Empat Hari

By nova.id, Rabu, 29 April 2015 | 12:36 WIB
Mantan Pelanggan Brownies Ganja Bikin Tak Sadarkan Diri Selama Empat Hari (nova.id)

Tabloidnova.com - Brownies ganja ternyata bukan barang baru di Indonesia. Begitu ujar pria yang pernah mencobanya. Ia bahkan mengungkap, brownies ganja bikin tak sadarkan diri selama empat hari.

Ia menuturkan, keberadaan brownies ini sudah dinikmati bertahun-tahun oleh para pelanggannya. Hal ini diakui oleh mantan pelanggan yang biasa disapa An (20). Ia dan temannya sudah menikmati brownies tersebut mulai 2013 lalu.

"Kalau ini emang udah lama banget. Cuma enggak tahu baru kebuka sekarang," kata An saat ditemui Kompas.com, Jakarta, Kamis (16/4/2015). 

Menurut An, harga yang dipatok untuk barang haram tersebut cukup mahal, yakni Rp 100.000 untuk ukuran 20 cm x 10 cm persegi. Namun, harga bukan masalah. Tetap banyak orang yang memesan brownies tersebut.

Efek dari brownies ganja cukup riskan. Tak banyak dari mereka yang tak sadarkan diri dan lemas berhari-hari. An mengatakan, dirinya kerap kali tak sadarkan diri sesaat setelah mengonsumsi kue tersebut. Ia merasa bukan dirinya setelah menyantapnya.

"Lemes banget ya. Gue jadi enggak jelas gitu," kata An.

An menduga efek itu lebih parah ketimbang mengisap ganja karena dia langsung masuk ke peredaran darah sehingga tubuhnya jadi tidak bisa merasakan apa-apa. "Lebih jahat sih menurut gue," kata An.

An bercerita, temannya asa yang pernah mengonsumsi brownies ganja dan baru sadar empat hari kemudian. Temannya tak ingat apa saja yang ia lakukan empat hari belakangan.

"Temen gue nanya ngapain aja dari Kamis. Sadarnya pas hari Senin," ungkap An.

An sekarang ini sudah tak lagi mengurus bisnis haram tersebut sejak pertengahan 2014 lalu. Ia juga tak lagi berhubungan dengan temannya yang menjadi pembuat kue brownies ganja.

Menurut An, ia enggan masuk lagi ke dalam bisnis dan penggunaan barang-barang haram tersebut karena efek samping dari penggunaan barang tersebut sangat merugikan.

Kahfi Dirga Cahya/Kompas.com