Eni Lestari Generasi Sinden Masa Kini

By nova.id, Jumat, 9 Maret 2012 | 21:05 WIB
Eni Lestari Generasi Sinden Masa Kini (nova.id)

Eni Lestari Generasi Sinden Masa Kini (nova.id)
Eni Lestari Generasi Sinden Masa Kini (nova.id)
Eni Lestari Generasi Sinden Masa Kini (nova.id)

"Saking larisnya diajak nyinden oleh para dalang terkenal, Eni pernah 10 hari 10 malam tidak tidur dan akhirnya jatuh sakit. "Obatnya, minum jamu buatan Ibu," katanya. (Foto: Dok Pri) "

Masih aktif kuliah?

Iya. Saya mahasiswi semester 12 Jurusan Seni Karawitan, ISI Yogyakarta. Seharusnya selesai di semester 8, tapi molor karena banyak job di luar kampus. Bahkan sempat cuti satu semester, untuk mempersiapkan diri nyinden ke Belgia. Waktu itu saya diundang Ea Sola, lembaga kesenian yang berpusat di Prancis, tapi punya cabang di Vietnam dan Belgia. Di sana saya nyinden di hadapan masyarakat yang tinggal di Brussels, berkolaborasi dengan seniman dari Filipina, Laos, Kamboja. Dari sekian penyanyi tradisional itu, saya yang paling muda.

Bagaimana bisa sampai pentas ke Brussels?

Salah seorang manajemen Ea Sola datang ke Lembaga Indonesia Perancis (LIP) Jogja, mencari sinden. Oleh teman, disodorilah nama saya. Kebetulan saya bersama grup Acapella Jawa sering pentas di LIP. Lalu manajemen Ea Sola datang ke kampus melakukan audisi dan mengeliminasi secara diam-diam. Banyak sinden diseleksi termasuk saya dan pesinden keraton.

Oh ya, seleksinya tak cuma nyinden tapi juga dites keterampilan Bahasa Inggris dan harus bisa menabuh gamelan. Pendek kata, setelah menunggu, saya diberi tiket dan langsung berangkat ke Belgia sendirian.

Sudah sering ke luar negeri?

Sejak bersekolah di Sekolah Menengah Kesenian Indonesia (SMKI) saya sudah pernah diajak pentas ke luar negeri. Misalnya ke Jepang. Setelah melanjutkan ke ISI, beberapa kali ke luar negeri bersama dosen, misalnya ke Portugal tahun 2009. Ya, paling tidak sudah lima kali ke luar negeri.

Kok, pilih jurusan karawitan?

Sejak SMP saya sudah jadi penyanyi campursari. Bergabung di Grup Laras Sliring. Laku di kawasan Gunung Kidul, kampung halaman saya. Setidaknya seminggu 7 kali pentas. Saya juga pernah juara I MTQ se-Gunung Kidul tahun 2004. Saya pikir, bersekolah di SMKI bisa tambah terkenal dan belajar lagu-lagu campursari. Ternyata, yang diajarkan main gamelan dan nyinden.