Saat ini lebih banyak beraktivitas sebagai konsultan atau di video production?
Keduanya masih jalan. Tapi saya mersa lebih nyaman bekerja di industri kreatif, jadi saya baru mau mengisi materi di seminar-seminar manajemen atau bicara di berbagai industri kalau di production house (PH) sedang tidak sibuk. Kalau sibuk, biasannya saya tolak.
Sebenarnya apa latar belakang Anda?
Saya tamatan fakultas ekonomi Unair, jurusan akuntansi. Setamat kuliah, saya pernah kerja di dunia perbankan. Tapi keluar, karena hati saya lebih sreg sebagai pekerja seni. Nah. soal jadi konsultan strategi manajemen, sejak mahasiswa saya memang sudah sering bantu-bantu melakukan penelitian di kampus.
Lalu sejak kapan terjun ke video production?
Mulai belajarnya, sih, sejak mahasiswa. Saya ingat persis, yang membuat konsep video company profile fakultas ekonomi adalah saya. Ketika itu saya yang men-direct, kameramennya dari luar. Setelah berhenti kerja di bank, saya mulai belajar total dunia video production dan multimedia.
Apa saja yang dikerjakan di video production?
Ada dua usaha yang saya buat. Motion Addict, saya khususkan untuk mengerjakan wedding videography, yaitu dokumentasi pre-wedding dan wedding. Lalu Visualogi Cinematography, khusus mengerjakan dokumentasi perusahaan, misalnya bikin company profile.
Saat ini semakin marak usaha pembuatan video wedding/pre-wedding, ya?
Tentu saja. Soalnya perkawinan, kan, merupakan salah satu fase penting dalam perjalanan hidup manusia. Karena itu merupakan saat istimewa, sehingga sangat layak untuk didokumentasikan. Momen indah ini, kan, tak bisa diulang.
Apa bedanya usaha Anda dari usaha serupa?
Saya memiliki konsep yang sangat jelas. Saya tidak sekadar mendokumentasikan saja, tapi gambar yang tersajikan itu berkisah tentang pasangan yang diabadikan. Gambarnya merepresentasikan karakter asli si pasangan. Misalnya, jika si pasangan itu pencinta seni, maka di video prewed-nya saya buat konsep yang mencerminkan mereka memang penyuka seni. Entah di satu bagian ada sesi sedang main musik, menyanyi berdua, menulis lirik lagu, dan sebagainya.
Perlu mendalami secara personal calon mempelai, dong?
Betul sekali. Saya tak mau membuat video prewed begitu saja atau hanya sesuai pesanan. Tapi saya perlu mengobrol dengan pasangan itu untuk menggali karakter asli mereka, sekaligus apa yang mereka inginkan. Kemudian saya buat konsep videonya. Mulai dari pemilihan lokasi, properti yang pas, dan sebagainya. Untuk menjaga kenaturalan saat pengambilan gambar, kami melakukannya dengan teknik candid camera, sehingga tak ada kesan mejeng atau dibuat-buat.
Setelah konsep dibuat, proses di lapangan bagaimana?
Saya akan berdiskusi dengan tim, dan yang mengerjakan di lapangan di antaranya Danang Pepe, Herry Brewok, dan lainnya. Banyak hal dikerjakan, mulai dari background, pemilihan lokasi, baju yang dikenakan, dan masih banyak lagi. Soal hard skills atau penguasaan kamera, saya belajar banyak dari Danang.
Danang dan teman-teman saya yang lain hebat-hebat. Danang, selalu bisa mencari cara untuk membuat gambar jadi lebih bagus. Bahkan, Danang pernah sampai mengebor kaca mobil yang dinaiki calon mempelai sebagai tatakan kamera. Dan hasilnya memang luar biasa, tak kalah dengan gambar film-film barat.
Bisa ceritakan saat menggarap video pasangan KD-Raul?
Untuk KD dan Raul, kami memang tak perlu lagi wawancara mereka. Karena mereka berdua sangat sibuk. Selain itu, tanpa wawancara pun kami sudah tahu sosok KD maupun Raul, jadi lebih mudah mengimplemetasikannya ke dalam gambar. Di perkawinan KD-Raul di Hotel Mulia Jakarta, kami menampilkan sosok KD yang aktif dan Raul yang cool dalam video.
Anda terlihat sangat menikmati dunia seni. Mengapa dulu tak kuliah di bidang itu?
Sejujurnya, ekonomi akutansi sebuah cabang ilmu yang juga sangat menyenangkan. Makanya, meski dulu saya berasal dari SMA IPA, saya tetap mencoba masuk ke sana. Dan mengapa pilih ekonomi, pertimbangan saya saat itu, karena keadaan. Papa sudah meninggal, sedangkan Mama terkena kanker. Jadi saya berusah ambil jurusan yang sekiranya bisa lebih cepat dapatk pekerjaan. Tapi soal hobi tulis menulis atau seni, memang sejak SMA di Malang saya sudah suka. Saat itu, saya juga suka nge-band sama teman-teman.
Berapa harga pembuatan wedding dan pre-wedding videography?
Harga kami memang relatif lebih tinggi dibanding yang lain karena pengerjaannya tidak asal-asalan. Untuk wedding videography, mulai dari Rp 17,5 juta sampai Rp 40 juta. Sedangkan pre-wedding videography Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Tetapi harga itu belum termasuk jika harus sewa properti dan akomodasi ke luar kota dan sebagainya.
Gandhi Wasono M