Kalau soal bau, saya, sih, sudah biasa. Prinsipnya, hidung ini punya jaringan, namanya silia. Silia ini yang akan menyesuaikan penciuman kita. Kalau kita dekat dan terbiasa dengan bau itu, maka sudah tidak bau lagi. Prinsipnya sama seperti kalau ke kamar mandi. Ketika kita di dalam, mungkin kita akan terbiasa dan enggak merasa bau.
Tapi ketika kita keluar, dan orang lain masuk, mungkin dia baru akan menyadari kamar mandi itu bau. Nah, kita enggak akan merasakan itu karena kita sudah lama di dalam. Silia itulah nanti yang akan membantu kita beradaptasi dengan bau.
Soal bencana Merapi, hingga kini berapa banyak jenazah yang sudah ditangani?
Sampai Selasa (16/11), dari tempat kejadian (TKP) sudah dapat 118 jenazah, ditambah 2 jenazah dari bangsal. Dan korban masih terus datang setiap hari. Saya juga enggak tahu akan sampai kapan. Apalagi, semakin ke sini bentuknya semakin enggak jelas.
Kalau di awal-awal, bentuknya masih utuh, tapi tergolong luka bakar derajat 2 atau 3. Dan meninggal bukan karena terbakar, tapi karena menghirup uap panasnya. Nah, kalau dari letusan kedua, hampir semua luka bakar derajat 4. Memang meninggal karena terbakar. Yang terakhir malah sudah ada yang jadi arang. Dan itu semakin sulit diidentifikasi. Ini yang jadi problem.
Hasto, Yetta / bersambung