Pencari donor biasanya menghubungi saya atau teman-teman di BFL. Setelah itu saya akan konfirmasi ulang, untuk memastikan apakah benar-benar butuh, langsung saya sebarkan lewat jejaring sosial. Biasanya, dalam setengah jam sudah banyak yang menyatakan bersedia mendonor. Donor darahnya tetap dilakukan di PMI.
Setelah itu, diterima si pencari donor. Saking cepatnya tersedia pendonor, kini banyak yang mencari darah lewat saya, bukan PMI. Ada juga dokter yang seperti itu. Hahaha...
Bayar tidak?
Pencari donor memang harus membayar sejumlah uang ke PMI, itu untuk pengganti biaya screening test dan kantong. Apalagi untuk darah yang sudah disimpan di PMI, ini butuh biaya penyimpanan juga. Hal-hal seperti ini yang membuat orang mengira PMI menjual darah.
Punya pengalaman tak terlupakan saat menyebarkan berita?
Ada. Suatu ketika Om Pasikom butuh donor di salah satu rumah sakit di Yogyakarta. Karena saat itu sudah pukul 22.00 lebih dan saya sudah mengantuk, saya salah kirim berita ke Twitter. Padahal, dalam sekejap berita itu sudah disebarkan lagi oleh teman-teman di Twitter mereka. Terpaksa saya meralat SMS yang jumlahnya ribuan.
Hasuna Daylailatu