Bibir Sumbing Bisa Diperbaiki

By nova.id, Sabtu, 2 April 2011 | 17:04 WIB
Bibir Sumbing Bisa Diperbaiki (nova.id)

Yang jelas, secara fisik bibir sumbing akan mempengaruhi fungsi bibir tersebut. Pada bayi, fungsi bibir adalah untuk mengisap atau menyusu. Jadi, dengan adanya bibir sumbing maka fungsi mengisap akan berkurang. "Maka dikhawatirkan intake makanan akan berkurang, gizinya akan berkurang," terang Ahmad.

Selain itu, tambahnya, fungsi bibir untuk membentuk bunyi. Dengan adanya bibir sumbing, pengeluaran beberapa huruf akan terganggu, umpamanya huruf "m", "p", "b". Bahkan, bibir sumbing pun bisa mengakibatkan suara menjadi sengau. "Hal itu akibat adanya kebocoran aliran udara, sebagian ke mulut dan sebagian bocor ke rongga hidung. Tapi, ini hanya terjadi pada langit-langit sumbing."

Dipandang dari segi kejiwaan, bila bibir sumbing dibiarkan atau tidak dilakukan penanganan/operasi, maka akan menimbulkan rasa rendah diri atau minder pada si penderita. Apalagi saat si anak memasuki usia sekolah dan seterusnya. "Ini akan mengurangi rasa percaya diri, sehingga ia kurang produktif, dan akan menghambat karirnya di masyarakat," terang Ahmad.

HANYA DENGAN OPERASI

Upaya pencegahan bibir sumbing pada bayi yang akan dilahirkan, menurut Ahmad, secara teori dapat dilakukan dengan terapi genetik. Tapi secara praktek belum dapat dilaksanakan. "Sebetulnya dalam usia kehamilan lewat 6 bulan cacat bibir sumbing sudah dapat dideteksi. Nah, secara teori, penanganan atau operasi intra uterine dapat dilakukan dengan segala kerumitannya. Diharapkan hasil operasinya akan bagus sekali. Sayang, dalam praktek belum dapat diterapkan karena tingkat kerumitan dan risikonya sangat tinggi."

Dengan demikian, lanjut Ahmad, pencegahan baru dilakukan pada tahap genetic counselling, berupa penerangan kepada pasangan yang akan membentuk rumah tangga. "Ini pun baru dalam tahap anjuran. Sampai saat ini pemeriksaan genetik memang dilakukan dengan konseling, meneliti sejauh mana turunan ke atasnya, karena itu, kan, memungkinkan terjadinya cacat bawaan yang kita pun tak bisa tahu. Jadi, lebih untuk kesiapan mental bila suatu kemungkinan terjadi. Di sini konseling belum memasyarakat, tak seperti di luar negeri yang sudah biasa."

Sedangkan terapi penanganannya hanya bisa dilakukan dengan cara operasi. Kendati, tak seluruh wilayah Indonesia memiliki kemampuan dan fasilitas sama untuk melakukan operasi bibir sumbing. "Fasilitas yang ada sekarang tak sebanding dengan jumlah penderita." Jadi, misalnya, dilahirkan seribu pasien bibir sumbing, yang dapat ditangani kurang lebih 300-400 setahun. "Tahun depan begitu lagi sehingga banyak di masyarakat terutama di daerah yang jauh dari jangkauan fasilitas yang memadai untuk operasi bibir sumbing masih banyak."

Tujuan operasi, tambah Ahmad, untuk membuatnya jadi nearly normal looking. Tentu sebagai manusia biasa dokter berusaha semaksimal mungkin, tapi, kan, tidak akan dapat menyamai kesempurnaan ciptaan Sang Pencipta. "Untuk berusaha mendekati yang normal pun banyak kendalanya. Misalnya, bila dioperasi pada waktu bayi biasanya luka operasinya atau parutnya makin tidak jelas atau tipis. Sedangkan bentuknya diusahakan mendekati normal, baik bibir, hidung, ataupun secara keseluruhan. Baik dalam posisi diam atau sewaktu bibir bergerak, berbicara, tersenyum, bersiul dan lain-lain." Tapi, tentu saja tujuan utamanya lebih pada mengembalikan fungsi, selain sisi estetik dan kosmetik.

Dedeh Kurniasih/nakita

 Langit-Langit Sumbing

Biasanya, terang Dr. Ahmad, bibir sumbing diikuti oleh gusi dan langit-langit yang sumbing. Nah, pada langit-langit sumbing indikasinya berbeda. Karena itu tindakan operasi paling tepat dilakukan pada usia 1-1,5 tahun. "Jadi, yang dikejar adalah untuk fungsinya terlebih dulu, yaitu untuk bicara agar tidak sengau." Sengau artinya suara dari pita suara tidak ke mulut tapi sebagian ke hidung, karena ada celah di langit-langitnya.

Jika operasi dilakukan pada usia 1 tahun berarti ada kesempatan penyembuhan dalam waktu sekian bulan. Sehingga bila bayi itu bicara aktif pada usia 1,5 tahun maka langit-langitnya sudah siap dioperasi. Karena pada usia 1 tahun atau lebih bayi masih berbicara pasif, dalam arti hanya mengikuti apa yang dikatakan ibu-ayah dan lingkungannya. Sedangkan mulai usia satu setengah tahun, bayi sudah aktif bertanya dan bicara.