TabloidNova.com - Mari merayakan Hari Raya Paskah dengan melakukan perjalanan spiritual ke beberapa tempat wisata rohani berikut ini.
Gua PuhsarangBagi umat Katolik, tempat berziarah seluas 13 hektar ini tidak asing lagi. Gua Maria Lourdes Puhsarang ini terletak di kompleks Gereja Puhsarang, Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kediri. Disebut Gua Maria Lourdes karena di sini terdapat replika Gua Maria Lourdes yang ada di Perancis. Ada juga patung Bunda Maria setinggi 4 meter.
Selain gua, terdapat 12 pancuran air yang konon airnya bisa langsung diminum oleh para pengunjung dan berkhasiat untuk kesehatan dan keberuntungan.
Gua Maria Sendang SonoRecharge jiwa dan raga di Pekan Suci ini dengan berwisata ke Gua Maria Sendang Jatiningsih di Desa Sumber Arum, Kecamatan Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Kesejukan tempat yang berlokasi di tepian sungai Progo ini memberikan ketenangan batin yang jauh dari suasana perkotaan.
Waktu terasa seperti melambat di sana. Menyelaraskan diri dengan alam semesta dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta sambil berdoa dan bermeditasi, menjadi kegiatan favorit para pengunjung untuk dapat melepas penat setelah sekian lama beraktivitas.
Di sini juga terdapat mata air (sendang) Tirta Wening Banyu Panguripan. Pengunjung biasanya membasuh muka atau membawa pulang air tersebut karena dipercaya dapat memberikan berkah.
Gua Maria Kerep, AmbarawaGua Maria yang berlokasi di jalan raya Semarang-Magelang ini amat terkenal di kalangan umat dari berbagai keuskupan di Indonesia. Meskipun begitu, warga di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, juga kerap mengunjungi tempat ziarah ini untuk menikmati kesejukan hawa di kaki Gunung Ungaran dan suasananya yang syahdu.
Gua Maria Kerep terbuka bagi siapa saja, dari pagi hingga malam. Peziarahan umumnya paling ramai terjadi pada Bulan Maria, yaitu Mei dan Oktober, atau pada perayaan Natal dan Paskah. Namun pada hari-hari biasa pun, Gua Maria Kerep ramai disinggahi untuk berdoa, mengucap syukur, memanjatkan permohonan, atau sekadar merenung.
Pada malam hari, tempat ini dipenuhi oleh para peziarah yang lamat-lamat memohonkan doa pribadi maupun berkelompok. Keheningan malam yang diiringi gemericik air dan suara alam menambah kekusyukan doa, ditingkah alunan suara dari kelompok wisata rohani ataupun keluarga yang melantunkan lagu puji-pujian kepada Bunda Maria.
Bukit Doa TomohanKota Nyiur Melambai yang mayoritas penduduknya beragama Kristen ini memiliki objek wisata rohani yang tak kalah menarik. Terdapat Bukit Kasih Kanonang yang melambangkan kerukunan antar umat beragama di Sulawesi Utara.
Ada juga Patung Yesus Memberkati setinggi 30 meter dan menjadi salah satu patung Yesus tertinggi di dunia yang terletak di kompleks Citraland Manado. Uniknya, patung ini kelihatan seakan melayang dengan kemiringan 20 derajat.
Sementara di kota pegunungan berhawa sejuk Tomohon, terdapat Bukit Doa atau sering disebut juga Jalan Salib Mahawu. Letaknya sekitar 30 km dari pusat kota Manado, namun ketika tiba di sana rasa lelah pun terbayar melihat kecantikan alam berlatar Gunung Lokon dan aneka bunga yang tersebar di sekitar kota. Tak heran, sebab Tomohon juga dikenal sebagai Kota Bunga.
Di Bukit Doa ini juga terdapat Chapel of Mother Mary yang sangat indah. Bahkan, tak jarang para pasangan memanfaatkan tempat ini sebagai lokasi foto pra-wedding hingga tempat pemberkatan nikah.
Gereja Blenduk SemarangGereja ini aslinya bernama Koepelkerk yang dibangun tahun 1753 silam oleh bangsa Belanda yang sedang tinggal di Semarang. Gereja Kristen tertua di Jawa Tengah ini berada di kawasan Kota Lama, Semarang. Komposisi arsitektur nan indah membuat gereja berbentuk segi delapan ini terkenal dan banyak dijadikan tujuan wisata bukan hanya oleh para umat nasrani.
Nama 'blenduk' sendiri berasal dari bahasa Jawa dan diberikan oleh warga Semarang karena sesuai bentuk kubahnya yang cembung. Kubah besar nan unik tersebut dilapisi oleh perunggu. Di dalam gereja terdapat orgel Barok kuno dan alkitab berbahasa Belanda tahun 1748.
Pada tahun 1894, gereja ini direnovasi dan ditambahkan dua menara di bagian depannya. Tentu saja bentuknya menjadi semakin indah dan megah. Hingga kini Gereja Blenduk masih digunakan sebagai tempat ibadah.
Ratih Sukma Pertiwi/Dari berbagai sumber