Berdemo masak sebetulnya sudah kulakukan sejak masih mengajar di kampus. Selama menjadi dosen, aku sudah banyak melakukan penyuluhan di depan ribuan orang. Salah satunya ketika aku jadi koordinator program roti masuk desa. Saat itu, mantan Presiden Soeharto mencanangkan penganekaragaman makanan selain beras, di antaranya mi dan roti.
Jadilah aku keliling ke berbagai daerah melakukan penyuluhan dan demo. Timku adalah para mahasiswa. Lebih dari 480 kali demo masak kulakukan selama menjadi dosen. Oh ya, aku juga beberapa kali dipanggil Ibu Tien Soeharto semasa beliau menjadi Ibu Negara, untuk membuat resep tempe sekaligus memopulerkan makanan ini masuk ke hotel.
Kenyang mengajar selama 15 tahun sampai 1991, aku lalu bekerja di sebuah majalah wanita hingga 1995. Setelah itu aku pindah ke pabrik makanan beku. Jabatanku di sana sebagai Product Development Manager. Tugasku membuat formula resep antara lain nugget dan dimsum. Selama lima tahun bekerja di pabrik itu, lalu sampai sekarang aku bekerja sendiri sebagai food stylist dan konsultan produk.
Karena sering berdemo semasa mengajar dulu, datanglah tawaran untuk menjadi "bintang panas" di tayangan teve. Maksudku, diminta membawakan acara Aroma, tayangan demo masak seminggu sekali di sebuah stasiun teve pada 1997. Karena acaranya kubawakan di depan kompor, tak salah bukan, kalau aku menyebut diriku sebagai "bintang panas"? Ha...ha...ha... Tapi yang ini "bintang panas" tanpa gosip, lho!
Sejak itulah namaku mulai dikenal ke seluruh nusantara. Selama hampir 12 tahun aku membawakan acara itu. Tahun 1999, datang tawaran untuk menjadi "bintang panas" di depan ibu-ibu di seluruh Indonesia. Kali ini, tawaran datang dari Tabloid NOVA. Selama bertahun-tahun, bahkan sampai kini, aku masih berkeliling Indonesia bersama NOVA untuk berdemo masak. Aku juga berdemo atas undangan berbagai kalangan, mulai dari tingkat kecamatan hingga para ekspatriat.
Demo Kapak Merah
Membagi ilmu dapur buatku sangatlah menyenangkan. Ini membuatku dekat dengan ibu-ibu di seluruh Indonesia. Aku tak punya rahasia, semua ilmu dan resep kubagikan kepada mereka. Mengapa harus takut berbagi rahasia? Aku percaya, kok, rezeki sudah ada yang mengatur. Ibaratnya, penjual sayur yang jumlahnya banyak saja, punya rezekinya masing-masing.
Lagipula, aku memikirkan generasi muda yang sekarang masih anak-anak. Mereka perlu mendapat sajian keluarga yang mampu membuat mereka berpikir kuat untuk meraih masa depan. Sebab, merekalah pengganti kita di masa depan. Nah, tanggung jawab untuk menyediakan masakan ada di pundak para ibu. Itu sebabnya, aku berdemo masak ke mana-mana.