Suhu Udara Naik Turun, Anak Cepat Sakit

By nova.id, Jumat, 18 Maret 2011 | 17:05 WIB
Suhu Udara Naik Turun Anak Cepat Sakit (nova.id)

Sakit tenggorokan merupakan gejala awal infeksi saluran pernapasan atas. Kelenjar Limfe (yang menjadi bagian dari mekanisme pertahanan tubuh) di dinding belakang tenggorokan mengalami pembengkakan dan meradang dalam usahanya melawan virus dan bakteri yang masuk. Pada anak-anak, tonsilnya (kelenjar limfe dari tenggorokan) cenderung membesar bila terjadi infeksi.

Gejala-gejala sakit tenggorokan adalah nyeri waktu menelan, hilang nafsu makan, suara serak, kemerahan pada dinding belakang tenggorokan dengan/tanpa pembesaran tonsil, dan pembengkakan pada kedua sisi leher (pembesaran kelenjar limfe).

Karena sulit menelan, umumnya anak tak mau makan. Jika berlangsung lama, anak bisa kekurangan gizi. "Dokter biasanya mengatasi penyakit ini dengan cara pemberian antibiotika," tambah Vinci.

3. Batuk

Batuk sebenarnya merupakan reaksi refleks dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mempertahankan kondisi stabil bila ada gangguan dari luar. Reaksi itu terjadi dalam proses pernapasan (gerakan inspirasi dan ekspirasi) yang cepat dan disertai dengan tekanan yang kuat dari saluran napas.

Batuk juga bisa disebabkan berbagai penyakit pada saluran napas dan paru-paru, seperti asma, pneumonia, TB paru, HIV paru, pneumonia karena narkotika, kanker paru-paru, efusi paru-paru, sinusitis, dan penyakit organ lain, seperti gagal jantung kronis, gagal ginjal kronis, sirosis hati, dan gastritis (mag). Selain itu, obat-obatan juga bisa menimbulkan batuk, seperti obat hipertensi (inhibitor ACE).

Menurut Vinci, batuk punya dua sisi, yakni manfaat dan bahayanya. Manfaat dari batuk adalah membersihkan saluran napas dari udara kotor dan beracun, mengeluarkan dahak yang menumpuk, melegakan napas, dan mengeluarkan makanan, minuman, atau benda-benda yang menyebabkan tersedak.

Bahayanya, batuk bisa menyebarkan kuman/penyakit, organ tubuh keluar dari tempat semestinya (prolaps) berupa prolaps usus dan prolaps uteri (kandungan), nyeri pada luka operasi, paru-paru kempes, suara serak, dan bisa mengakibatkan jahitan operasi terbuka kembali.

Bila terjadi batuk, ada beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya bernapas teratur, minum air putih hangat, menghindari lingkungan pencetus batuk, serta menghindari makanan pencetus batuk (es dan gorengan, misalnya).

Setelah itu, gunakan juga obat batuk yang sesuai, mengonsumsi vitamin C dosis tinggi, dan cukup istirahat. Tidak jarang orang yang menderita batuk tidak tahu obat batuk mana yang sesuai dengan penyakitnya. Obat batuk hanyalah obat penunjang. Pengobatan utama adalah mengobati penyebab batuk. Untuk mengetahui obat batuk yang sesuai dengan jenis batuk, perlu diperhatikan komposisi obat batuk atau apakah obat batuk itu mengandung komponen lain yang bisa mengatasi penyakit selain batuk. Sebab saat ini obat batuk kerap dikombinasikan dengan obat lain, seperti antihistamin dan analgesik. Jenis obat batuk yang beredar di pasaran saat ini adalah antitusif (menekan batuk), ekspektoran (mengeluarkan dahak), dan mukolitik (mengencerkan dahak).

Vinci mengingatkan, tidak kalah penting adalah mengenali jenis batuk (batuk kering atau berdahak). Dengan mengetahui jenis batuk, kita dapat membeli obat batuk yang dijual bebas di pasaran. "Tetapi, jika setelah tiga hari memakai obat batuk itu tidak sembuh juga, berarti anak perlu dibawa ke dokter. Bisa ke dokter umum atau ke dokter spesialis paru-paru."

MEMPERBERAT PENYAKIT

Sudah barang tentu, perubahan cuaca yang drastis juga memperberat penyakit yang sudah diidap anak, seperti asma. Kambuhnya penyakit di saluran pernapasan ini ditandai dengan otot bronkus yang mengerut dan menyempit. Akibatnya pernapasan akan terganggu. "Pemicu timbulnya asma ini tidak lain karena adanya alergen atau zat yang dapat menimbulkan alergi.

Banyak sekali faktor pencetus asma atau alergen, di antaranya debu dan udara dingin. Debu yang banyak beterbangan juga menjadi salah satu faktor pemicu asma. Selain itu, anak asma sangat sensitif terhadap cuaca yang terlalu panas ataupun terlalu dingin. Walaupun begitu, reaksi terhadap pencetus asma ini sangat bervariasi untuk setiap individu, tidak bisa disamakan. "Untuk mengatasinya, orang tua harus tahu faktor pemicu asma anaknya, sediakan selalu obat-obatan pencegah serangan asma," anjur Vinci.

Bukan itu saja, pada anak-anak yang alergi dingin, perubahan cuaca yang cukup drastis dapat menyebabkan kambuhnya alergi tersebut. "Begitu juga dengan anak-anak yang alergi debu, musim ini bisa membuatnya cepat sakit."  

Saeful