Priskilla Smith Jully, Ibu Bagi Orang Terbuang (2)

By nova.id, Jumat, 22 Oktober 2010 | 08:35 WIB
Priskilla Smith Jully Ibu Bagi Orang Terbuang 2 (nova.id)

Apakah SoL sekadar tepat penampungan?

Oh, tidak. SoL juga sebagai training center. Mereka belajar kehidupan yang sebenarnya. Kami ingin membuktikan, kami "bisa". Minimal bisa mandiri, dan syukur-syukur berguna bagi orang lain. Ada yang "sembuh" dalam hitungan bulan ada pula yang bertahun-tahun.

Bagi yang sudah "sembuh", kami siap menyalurkannya. Biasanya kami tanya, mau ke mana? Jika ingin bekerja, ya disalurkan. Bila ingin berwirausaha, kami bantu modalnya dan dibimbing sampai berhasil. Saat ini saya dibantu 15 orang yang disebut Tim Pengabdi.

Apa artinya SoL bagi Anda? SoL panggilan hidup dan gaya hidup saya. Tanpa menolong mereka, hidup saya tak ada artinya. Inilah hidup saya, mengabdi untuk mereka. Sebentar saja berpisah dari mereka, rasanya sepi. Jika tak ada tangis dan canda mereka, rasanya ada yang hilang.

Anda sudah berkeluarga? 

Saya menikah dengan Fandy Kusuma pada 2006. Kami dulu teman bekerja di Radio Rhema. Usia suami 4 tahun lebih muda dari saya. Oleh anak-anak SoL kami dipanggil Mama dan Papa. Buah cinta kami baru satu, Dyka Adlero (3).

Sikap suami terhadap anak binaan, bagaimana?

Awalnya suami keberatan karena mereka dianggap membebani saya. Saya juga dianggap bodoh. Tapi suami saya lebih bodoh dari saya. Buktinya, dia mencintai saya, ha..ha..ha... Hidup Fandi memang tak sekeras kehidupan saya. Hidupnya selalu tercukupi. Bahkan orangtua Fandi sempat tak menyetujui ia menikah dengan saya.

Tapi sekarang, Fandy justru ikut mengurus Sol dan bertugas mengurusi manajemen SoL. Fandy lah yang mengatur kegiatan dan pendidikan para penghuni SoL sepanjang hari. Sementara urusan saya, dengan dunia luar.

Harapan Anda untuk SoL ke depan?

Ingin punya tempat sendiri dan lebih luas agar bisa menampung lebih banyak orang. Punya tanah yang luas agar kami bisa bercocok tanam dan menghasilkan dari tanah itu.

 Ahmad Tarmizi