Kita Ke dokter, Ya, Sayang

By nova.id, Minggu, 13 Februari 2011 | 17:02 WIB
Kita Ke dokter Ya Sayang (nova.id)

Tak usah khawatir atau ragu karena biasanya dokter akan memberi cara mudah melihat tanda-tanda bahaya suatu gejala penyakit. "Ia enggak akan bilang, 'Bila nadinya cepat, anak langsung dibawa ke dokter.' Masak orang tua disuruh menghitung nadi, itu, kan, subyektif sekali. Justru tanda yang lebih objektif, semisal 'Bawa bayi ke rumah sakit bila panasnya mencapai 39 derajat atau 40 derajat.'"

MEMILIH DOKTER

Pada prinsipnya semua dokter sama. Dalam arti, semua dokter anak pasti sudah punya kualifikasi sebagai dokter anak. "Toh, itu dibuktikan dengan ijasah atau pengakuan memang dia qualified sebagai dokter anak," tutur Ghazali.

Perbedaan kepercayaan dari pasien yang justru bisa membedakan dokter satu lebih baik dari dokter lain. "Kebanyakan orang tua, kan, memilih dokter buat anaknya berdasarkan kepercayaan yang sudah berlangsung lama." Misal, anak pertama cocok ditangani dokter X, maka anak berikutnya pun akan ditangani dokter X lagi. Kecuali itu, jarak rumah dengan tempat praktek dokter pun jadi alasan penting, demi kemudahan saat ada sakit mendadak tengah malam.

Bisa juga karena masalah kedekatan batin. Misal, dokter A performance-nya bagus. Bila ditanya bisa menerangkan panjang lebar. Berbeda dengan dokter B yang terlalu sibuk hingga tak punya waktu menjelaskan pada orang tua. "Tapi ada juga, lo, yang justru senang dengan dokter pendiam." Juga, ada yang senang dengan yang banyak cerita atau malah yang right to the point. Dokter lemah lembut juga ada yang senang, "Mudah-mudahan anak Ibu enggak sakit malaria. Kita coba tes darah dulu, ya."

Jadi, tandas Ghazali, sangat tergantung pada kecocokannya dengan orang tua si anak, karena cara pendekatannya macam-macam.

TAK PERLU RAME-RAME KE DOKTER

"Biasanya masyarakat kita, kan, extended family. Jadi, yang sakit satu orang, yang mengantarnya rame-rame," tutur Ghazali. Padahal, cukup orang terdekat saja yang mengantar seperti orang tua dan pengasuh. Apalagi bila mengantar bayi baru lahir, karena ia belum punya kekebalan tubuh yang baik.

Perlengkapan yang dibawa juga tak perlu banyak, secukupnya saja. Antara lain, beberapa pakaian ganti dan persediaan susu serta makanan. Sebaiknya siapkan pula baju hangat mengingat dokter biasanya praktek sore sampai malam.

Saat menunggu di tempat praktek, bayi jangan terlalu berdekatan dengan anak-anak lain yang sedang sakit seperti flu, batuk, pilek, sakit mata, dan lainnya. Jika tempatnya tak memungkinkan, misal, ruang tunggunya sempit, tak ada salahnya menunggu di mobil.

JANGAN KE APOTIK DI HARI LIBUR

Menurut Ghazali, semua apotik pasti sudah memenuhi syarat standar. Hanya saja, saat libur atau tengah malam (untuk apotik 24 jam), biasanya sumber daya manusianya enggak full. "Malah, sering yang junior (belum banyak pengalaman, Red) yang jaga."

Jadi, bila memungkinkan sebaiknya ambil obat pada hari biasa, karena petugasnya full dan obatnya juga lengkap. Bila terpaksa harus menebusnya di hari libur, pilih apotik besar atau rumah sakit besar, karena biasanya mereka punya SDM yang berpengalaman.

Itulah mengapa, bila mendapat resep, tebuslah sesegera mungkin. "Misal, hari Sabtu anak ke dokter, ya, tebus hari itu juga, jangan tunggu Minggu. Karena biasanya hari Minggu, kan, jarang apotik atau rumah sakit yang buka."

 Faras Handayani/nakita