Wah, Si Kakak Sudah Puber! (2)

By nova.id, Kamis, 10 Februari 2011 | 17:04 WIB
Wah Si Kakak Sudah Puber! 2 (nova.id)

Selain perubahan fungsi seksual, anak-anak yang sedang puber biasanya juga mengalami perubahan psikis dan psikososial. Biasanya, perubahan ini juga diiringi dengan perubahan karakter. Di antaranya:

Anak merasa dirinya tidak normal.

 "Tubuhku ini normal enggak, ya?" pertanyaan ini biasa dilontarkan anak saat mereka melihat perubahan fisik pada dirinya.

Banyak anak yang tidak bisa menerima perubahan itu dan mulai mengurung diri dan menjauhkan diri dari teman-temannya.

Usia 10-14 tahun: mulai merasa malu diantar sekolah, pikiran seksualnya juga sudah mulai kuat (tergantung negara dan cultural), mulai berani mencoba beberapa hal berbahaya (misalnya, suka ngebut saat bawa motor).

Usia 15-17 tahun: mulai memisahkan diri dengan orang tua dan berusaha ingin mandiri.

Menutup diri dari orang tua atau menolak keberadaan orang tuanya.

Sesibuk-sibuknya orang tua dengan pekerjaan dan aktivitasnya, cobalah untuk tetap meluangkan waktu dengan anak. Agar jangan sampai anak mencari pelarian ke tempat lain.

Ketika orang tua tidak memiliki waktu dengan anak, Si Anak akan mencari pelarian ke tempat lain. Masa-masa ini merupakan masa-masanya mereka berkelompok dengan teman-teman seusianya (mencari jati diri). Dalam kelompok ini biasanya terjadi kedekatan yang sangat kuat. Jika aktivitas kelompoknya positif, anaknya bisa menjadi baik, tapi jika aktivitas kelompoknya negatif, besar kemungkinan Si Anak menjadi nakal.

Keterbukaan antara orang tua dan anak dengan cara orang tua memberikan pendidikan seks kepada anak.

Sebisa mungkin, lakukan hal ini sejak dini.

Jangan berpikir kalau pendidikan seks hanya melulu bersifat pornografi.

Orang tua harus menjelaskan perubahan apa yang akan terjadi ketika anak-anaknya mengalami pubertas agar anak dapat mengatasinya. Jangan sampai anak tidak diberi tahu dan menjadi kaget dengan perubahan itu.

Gunakan bahasa yang mudah dicerna anak (jika sulit menjelaskannya secara detail) dengan dengan gambaran analogi. Misalnya, "Nanti akan keluar cairan (darah) pada kemaluan ketika kamu mengalami menstruasi. Itu normal saja. Mama juga mengalaminya, kok", "Akan tumbuh rambut pada ketiak kamu, seperti Papa, nih (sambil menunjukkan ketiaknya)", dan lain-lain.

 Ester Sondang