Hati-hati Depresi! (2)

By nova.id, Minggu, 4 November 2012 | 12:01 WIB
Hati hati Depresi! 2 (nova.id)

Bahagia tapi Depresi

Ada beberapa jenis depresi, di antaranya:

1 Gangguan Depresi Mayor

Ini merupakan gangguan depresi yang paling sering didiagnosis. Seseorang dengan gangguan depresi mayor menjadi sangat tidak bersemangat dan kehilangan kesenangan hidup. Mereka mengalami kurangnya konsentrasi dan cepat lelah, ada perubahan nafsu makan dan pola tidur. Perasaan bersalah seringkali timbul. Perasaan putus asa, sampai menimbulkan pikiran tentang kematian.

Gangguan depresi mayor dapat muncul tanpa penyebab jelas, dan dapat terjadi pada orang yang beradaptasi baik dalam hidupnya, prestasi kerjanya baik, bahagia dalam keluarga dan hubungan sosialnya. Gangguan ini dapat juga dicetuskan oleh kejadian atau masalah buruk yang tidak mampu lagi dihadapi. Sesuatu yang sudah di luar kemampuan seseorang untuk menyangganya.

Ketika gejala gangguan depresi mayor sedikit dan ringan, namun berlangsung lama (lebih dari 2 tahun), maka ini disebut gangguan distimia.

2 Gangguan Penyesuaian dengan Reaksi Depresi

Orang dengan gangguan ini bereaksi terhadap situasi yang berat dan menekan dalam hidupnya namun dengan derajat yang lebih berat dari biasanya. Misalnya, kegagalan dalam hubungan dekat atau kehilangan pekerjaan. Perasaan depresi sangat berat dan sering meliputi kecemasan, kurang tidur, dan perubahan nafsu makan. Lamanya gejala bervariasi, dari hitungan minggu hingga hitungan tahun. Penderita depresi jenis ini sering memerlukan terapi untuk membantu mereka menemukan jalan dalam menghadapi masalahnya dan mengatasi gejala-gejalanya.

3 Depresi Post Partum

Sindroma "baby blues" terjadi pada sekitar setengah dari seluruh ibu melahirkan. Mereka merasa depresi ringan, cemas, tegang atau tidak nyaman, serta mungkin sulit tidur walau mereka kelelahan. Jenis depresi ini dapat berlangsung hanya beberapa jam atau beberapa hari, lalu menghilang.

Namun pada sekitar 10 persen ibu, perasaan sedih ini berkembang menjadi gangguan serius yang disebut depresi post partum. Ibu yang menderita gangguan ini semakin kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.

Mereka dapat mengalami kecemasan, ketakutan, patah semangat, kesedihan, dan sangat lelah. Beberapa ibu mengalami serangan panik atau menjadi sangat tegang dan mudah tersinggung. Perubahan nafsu makan dan pola tidur dapat terjadi pula.

Depresi post partum yang berat, namun jarang terjadi, disebut psikosis post partum. Ibu tidak dapat menjalankan kehidupan sehari-hari dan terganggu pikiran maupun perilakunya. Penanganan depresi post partum penting bagi ibu dan anak, dan telah tersedia terapi yang sangat efektif.

4 Gangguan Mood Bipolar

Penderita gangguan mood­ bipolar (sebelumnya disebut manik depresi) mengalami episode depresi yang bergantian dengan periode mania, meliputi elasi, aktivitas berlebih, mudah tersinggung, pembicaraan cepat, dan kecerobohan. Pada keadaan yang lebih berat, penderita dapat mengalami delusi.

5 Komorbiditas Masalah Kesehatan Mental

Penderita depresi sering me­ng­alami gejala ansietas. Penyalahgunaan alkohol dan zat lain sering terjadi bersama depresi. Hal ini membuat penanganan lebih kompleks, di mana mengatasi penggunaan alkohol dan zat lain tersebut dengan efektif menjadi langkah penting. Risiko bunuh diri juga meningkat pada penderita depresi.

 Hasto Prianggoro