Suksesnya Cangkok Hati untuk Hafidz

By nova.id, Senin, 17 Maret 2014 | 07:23 WIB
Suksesnya Cangkok Hati untuk Hafidz (nova.id)

Seperti Mimpi

Sampai akhirnya pada tahun lalu, keponakan Sugeng yang seorang jurnalis, dalam suatu liputan bertemu Menteri BUMN Dahlan Iskan. Sang keponakan menceritakan kondisi Hafidz kepada sang menteri. Singkat cerita, "Seminggu setelah Lebaran, kami bertemu Pak Dahlan di kantornya. Beliau bersedia membantu, bahkan menjanjikan Hafidz akan ditangani Prof Tanaka, ahli transplantasi hati dari Jepang."

Maria merasa seperti sedang bermimpi. Doa-doanya telah dijawab Allah dan Hafidz pun berhasil menjalani operasi. Sugeng menambahkan, "Saya sendiri yang minta agar hati saya didonorkan untuk Hafidz. Sekarang, hati saya sudah menyatu dengan Hafidz," papar Sugeng yang kini sudah merasa segar. "Setelah operasi enggak terasa apa-apa, kok."

Kebahagiaan Hafidz usai operasi pun dirasakan Maria. "Ma, saya sudah operasi, ya. Kok, enggak terasa, ya? Saya ingin sehat dan bisa belajar seperti teman-teman," ujar Hafidz seperti ditirukan Maria. Maria melanjutkan, "Dia sama sekali tak takut jelang operasi. Saya memang selalu membesarkan hatinya. Saya minta dia semangat."

Maria dan Sugeng pun sama sekali tak menyangka, kisah Hafidz menyentuh banyak orang. Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Gumelar pun berkenan menjenguk Hafidz di rumah sakit. "Saya bersyukur banyak orang yang memperhatikan Hafidz," ujar Maria seraya mengatakan, semua biaya pengobatan Hafidz gratis berkat dukungan banyak pihak.

Ya, delapan tahun penantian akhirnya berujung bahagia. "Memang waktu yang sangat panjang. Sejujurnya sebagai manusia, kami pernah merasa putus asa. Kini, kami sudah lega. Satu fase penyembuhan Hafidz sudah terlampaui. Proses berikutnya masih panjang. Semoga kami akan bisa membesarkan Hafidz sampai ia bisa seperti anak-anak lainnya," ujar Maria yang ingin menuliskan kisah perjuangan Hafidz.

Bagi Maria, kehadiran Hafidz sangat luar biasa dalam hidupnya. "Ia memberi banyak manfaat bagi kami. Ia mengajari kami bersabar. Ia mengajar kami untuk selalu dekat dengan Allah."

Kondisi Hafidz Kian Membaik

Kebahagiaan keluarga Hafidz juga dirasakan oleh tim dokter yang menanganinya. Dikatakan Dr. Danny Amrul Ichdan, SE, MSc, Presiden Direktur RS Pertamedika Sentul City, "Pak Dahlan Iskan menelepon saya untuk merujuk Hafidz sebagai pasien liver transplant pertama di rumah sakit kami. Kami pun menjalankan transplantasi pertama di RS Pertamedika Sentul City bersama ahlinya, Prof Koichi Tanaka," ujar Danny seraya menjelaskan, rumah sakit yang dikelolanya memiliki keunggulan dalam pengobatan liver dan jantung.

Dan DR. dr. Dyah Yarlitasari, Sp.An, KNA-NCC, Kepala ICU RS setempat mengatakan, tim medis melakukan operasi tanggal 24 Februari. "Lama operasi sekitar 13 jam. Masa perawatan di ICU berlangsung 7-8 hari. Sejak Jumat (7/3), Hafidz sudah dipindahkan ke ruang isolasi. Fungsi hati Hafidz sudah membaik, tapi daya tahan tubuhnya masih lemah. Itu sebabnya, dia masih tetap dalam pengawasan yang ketat."

Menurut Dyah, Hafidz juga sudah tidak lagi mengalami gatal-gatal. "Livernya juga sudah bekerja dengan baik. Ini terlihat, dia sudah bisa makan meski belum maksimal. Dia juga sudah bisa BAB dan buang angin. Hafidz akan tumbuh menjadi besar, tulangnya pun akan memanjang seperti anak normal. Memang butuh waktu, karena selama delapan tahun terhambat akibat hatinya rusak," papar Dyah.

Rambut Hafidz pun sudah mulai panjang, bulu mata yang dicabuti sudah mulai tumbuh. "Bekas luka di kulit akibat digaruk sudah mulai mulus lagi. Kulitnya yang mengitam pun sudah kelihatan lebih putih.

Henry Ismono