Tragedi Si Mbah Baik Hati

By nova.id, Selasa, 21 Juli 2009 | 17:09 WIB
Tragedi Si Mbah Baik Hati (nova.id)

Tragedi Si Mbah Baik Hati (nova.id)
Tragedi Si Mbah Baik Hati (nova.id)

"Hubungan Giarti dengan Mbah Mun sudah seperti keluarga sendiri (Foto : Gandhi Wasono) "

Langsung Mengaku

Berbekal sepotong informasi itu, pagi itu juga polisi menjemput Nanik. Tak perlu menunggu lama, Nanik langsung mengaku, dialah pembunuhnya. Bahkan, ia juga bilang, melakukan kejahatan itu bersama suaminya, Suripto.

Barang-barang yang dijarah pasangan ini, kata Kasatreskrim Polres Nganjuk, AKP Mohammad Puji, "Berbagai perhiasan emas, totalnya 20 gram." Karena cepat dibekuk, "Barang curian itu belum sempat dijual," tambah Kapolsek Patianrowo, AKP, yang pagi itu langsung turun memimpin interogasi.

Selain itu, lanjut Patianrowo, "Melihat posisi jenasah korban yang terlentang di atas kasur, sudah patut dicurigai. Kalau murni korban kebakaran, pasti mayatnya tak berada di atas kasur."

Lalu, apa kata Nanik? "Sebenarnya saya cuma berniat mencuri perhiasannya, tapi karena Mbah Mun teriak, saya dan suami jadi panik. Spontan kami membekap wajah dan menyumpal mulutnya," ujar Nanik yang dibenarkan Suripto yang ada di sebelahnya.

Perempuan yang anak ketiganya baru berusia tujuh bulan ini juga bertutur, ia terpasa melakukan kejahatan karena kepepet harus melunasi utang. "Si Mbah memang sempat memergoki saya sembunyi di kolong tempat tidurnya. Saya bilang, cuma mau sembunyi karena dikejar-kejar utang." Setelah ketahuan itu, Nanik sempat pulang ke rumahnya namun kemudian balik lagi, minta izin menumpang tidur. "Mbah Mun sama sekali tidak curiga. Dia membolehkan. Maklum, hubungan kami sangat baik."

Seperti sudah direncanakan, sekitar pukul 24.00, ketika Mun tertidur, Suripto diam-diam menyelinap lalu bersama istrinya menjarah perhiasan Mun. "Celakanya, si Mbah terbangun, teriak. Kami panik." Dibekap sekian lama, tubuh Mun melemas kehabisan napas, akhirnya tewas. "Supaya tak ketahuan kami pelakunya, akhirnya dibikin seolah-olah kebakaran." Api pun dinyalakan dan dalam sekejap melumat kasur dan tubuh Mun. "Kami langsung pulang. Sampai di rumah, saya gemetaran karena takut," tutur Suripto yang mengaku berhutang hingga Rp 10 juta untuk biaya pengobatan dan persalinan Nanik.