Blackberry Sayang, Blackberry Dilarang? (1)

By nova.id, Minggu, 5 Juli 2009 | 23:27 WIB
Blackberry Sayang Blackberry Dilarang 1 (nova.id)

Blackberry Sayang Blackberry Dilarang 1 (nova.id)

""

Mahalnya perangkat BB yang dibundel oleh operator tertentu membuat konsumen lari ke toko-toko ponsel. Sayangnya, membeli BB dari toko garansi belum memberi jaminan penuh kepada konsumen.

Kemunculan dan wabah penggunaan BlackBerry (BB) di Indonesia bisa dikatakan unik. Tidak didahului oleh gemuruh promosi, program iklan, dan dorongan kuat dari pihak penjual. Tetapi lebih didorong adanya keinginan untuk dapat berkomunikasi dengan mudah.

Kehadiran BB beberapa tahun yang lalu di Indonesia menawarkan berbagai fitur yang sulit untuk disaingi oleh smartphone lainnya saat itu. Dengan BB, kita bisa chatting, ber-Facebook, membaca dan mengirimkan email dengan sangat mudah. Jika perangkat telepon lain mulai keberatan untuk mengolah beberapa ribu sms, BB tetap bekerja tenang mengolah dan menyimpan ribuan e-mail, yang ukurannya tentu saja jauh lebih besar dari SMS.

Inisiatif beberapa operator besar seperti Telkomsel, Indosat, dan XL untuk mensupport jaringan BB juga ikut mendorong banyaknya penggunaan BB.

Tak Bisa Didaftarkan

Di negara lainnya, distribusi BB biasanya dilakukan oleh operator telepon. Pelanggan diminta memilih untuk berkomitmen berlangganan selama (misalnya) satu tahun, dan jika menginginkan BB, bisa didapatkan dengan menambahkan sedikit biaya. Jadi, sebagian besar distribusinya tidak melalui toko-toko selular yang menjual perangkat BB secara bebas.

Entah kenapa, skenario seperti ini tidak bisa jalan dengan mulus di Indonesia. Meskipun operator juga ikut menjual perangkat BB ke pelanggannya, namun operator tidak bisa menawarkan harga jual perangkat yang murah. Kalaupun ada yang menawarkan kredit, kalau kita hitung dengan teliti, jumlah akhir yang kita bayarkan tetap seharga perangkat baru. Tidak ada harga khusus untuk pembelian perangkat, meskipun kita sudah menjadi pelanggan suatu operator cukup lama dan bersedia untuk diikat dengan kontrak.

Hal ini mengakibatkan orang yang ingin membeli perangkat BB mencari-cari di toko selular, untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Bukan rahasia umum lagi, gerai-gerai selular bisa menjual perangkat selular dengan harga yang jauh lebih bersahabat daripada di operator.

Para penjual mulai berlomba-lomba untuk mengimport BB. Sebagian besar BB yang beredar di Indonesia, sebenarnya diperuntukkan ke pasar negara lain. Tidak heran, pada perangkat seringkali ada logo operator telepon luar negeri, yang sama sekali tidak ada jaringannya di Indonesia.

Meskipun ada beberapa distributor besar yang melakukan import BB secara besar-besaran, namun ditengarai, banyak juga pelaku import lainnya. Perangkat BB dari berbagai negara masuk ke Indonesia. Tidak sedikit juga, perangkat tersebut bukanlah barang baru, tetapi barang yang sudah direkondisi.

Untuk perangkat BB rekondisi, sering kali pula nomor pin perangkat tersebut tidak bisa didaftarkan ke sistem BB, sehingga perangkat tersebut tidak dapat berfungsi.