Derita yang dialami Anggun Putri Aulia dan Angga, dua balita korban pesawat Hercules C-130, membuat miris setiap pengunjung atau keluarga pasien di ruang ICU RSUP dr Soedono Kota Madiun. Keduanya sudah sadar, namun Anggun seringkali mengigau memanggil nama Angga, adiknya. Lebih memilukan lagi, keduanya belum tahu telah kehilangan ibunya, Ny Lemi, 32, dan kakaknya, Ardian, 8, yang menjadi korban tewas pesawat Hercules yang jatuh di Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. "Sebenarnya keadaan Anggun sudah membaik, namun karena ia selalu mengigau memanggil-manggil nama adiknya, Angga, makanya untuk terapi psikologis, tim medis menempatkan ia sekamar dengan Angga di ruang ICU," kata Direktur RSUP dr Soedono Madiun dr Dodo Anondo MPH, Jumat (22/5).
Anggun, 4, dan Angga, 2, merupakan korban luka rujukan dari RS TNI AU Lanud Iswahyudi Magetan sejak Kamis (21/5), atau sehari setelah kecelakaan pesawat. Kedua balita itu selamat dalam kecelakaan Hercules yang menelan korban 101 orang tewas terpanggang. Keduanya sempat tak sadarkan diri selama sehari. Ketika tersadar, Kamis (21/5), Anggun sempat dijenguk Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suwarno.
Saat kecelakaan, tim evakuasi menemukan Anggun dalam kondisi tergeletak di antara puluhan penumpang yang terpanggang di pesawat. Bahkan, ibunya, Ny Lemi, dan kakak kandung Anggun, Ardian, 8, tewas terbakar dalam kecelakaan itu. Mereka berencana pulang dari Jakarta ke kampung halaman di Madiun untuk menjenguk sang nenek.
Saat ditemukan, posisi Anggun berada persis di antara himpitan ibu dan kakaknya, Ardian. Dan persis di dekat sang ibu, Angga, adik Anggun, ditemukan tak sadarkan diri. Ny Lemi adalah istri Serka Asep, anggota TNI yang tinggal di Jakarta. Dalam perjalangan pulang kampung itu, Asep tidak ikut serta.
Hingga kemarin, empat dari 15 korban luka (selamat) jatuhnya pesawat Hercules masih berada di ruang ICU RSUP dr Soedono Madiun. Keempat korban itu Mayor Lekahena, Suyono, Anggun, dan Angga. Mayor Lekahena dan Suyono saat ini belum sadar, sedangkan Angga dan Anggun telah sadar.
Sedangkan ke-10 korban luka lainnya yakni lima pasien masih di ruang observasi, mereka Warsito, Sulasmin, Serka Agus Djuarsa, Mayor Lek Dedy Fahrudin, dan Rudi Iswanto. Sulasmin adalah warga yang rumahnya terkena jatuhnya pesawat. Sedangkan Rudi Iswanto merupakan korban terbaru rujukan dari RS TNI AU Lanud Iswahyudi.
Lalu, lima pasien sudah dirawat di paviliun, yakni Mia Rusmiati, Uni Kusuma, Jeni, Prada Dwi Purwanto, dan Serka Susanto.
Secara keseluruhan, korban luka yang dirawat di RSUP dr Soedono 14 orang. Sedangkan satu orang lagi, Prada Saputra, dirawat di RS TNI AU Lanud Iswahyudi Magetan.
Tak Berani Menjelaskan Saat Surya berkunjung ke ICU RSUP dr Soedono Madiun, Anggun Putri Aulia sudah terlihat agak membaik. Sedangkan adiknya, Angga, kedua kakinya masih tergantung untuk upaya pemulihan luka patah tulangnya.
Serma Endang Abdullah, 40, pakde kedua balita tersebut mengatakan kedua keponakannya itu belum mengetahui jika ibu dan kakak kandung mereka sudah meninggal dunia dalam tragedi Hercules. Serma Endang maupun Serka Asep belum berani menjelaskan yang sebenarnya setiap Anggun menanyakan keberadaan ibunya.
"Anggun yang selalu menanyakan keberadaan ibunda dan kakaknya, Ardian. Keluarga besar kami belum berani memberi tahu karena takut dia belum bisa menerimanya," terang Endang didampingi istrinya, Ny Aat Sumiati, 35, saat menunggui Anggun dan Angga. Endang mengaku ikut mengantarkan Ny Lemi dan anak-anaknya saat berangkat ke Halim Perdanakusumah dengan mobil miliknya. "Selanjutnya saya dan adik saya, Serka Asep berangkat bertugas," jelasnya.
Ny Aat Sumiati menjelaskan, pasca perawatan ini, keluarganya akan membesarkan kedua keponakannya itu. "Ya, rencananya keduanya akan kami rawat. Kalau dokter rumah sakit ini mengizinkan, mereka akan kami pindahkan perawatannya di Jakarta untuk memudahkan keluarga menjaganya," kata wanita kelahiran Sumedang ini.
Di RSUP dr Soedono Madiun, selain Anggun dan Angga, ada balita ketiga yang dirawat, yakni Jeni yang berusia 3 tahun. Putri pasangan Praka Alfon dan Ny Netty ini terus menangis saat tim medis memeriksa perkembangan kesehatannya, Jumat (22/5).
Balita asal Palembang ini kehilangan ayah kandungnya yakni Praka Alvon. Hingga kemarin, empat korban tewas jatuhnya Hercules belum teridentifikasi. Keempat jenazah kini berada di kamar jenazah RSUP dr Soedono Madiun. Direktur RSUP dr Soedono, dr Dodo Anondo MPH mengatakan, keempat jenazah itu dikirim dari RS TNI AU Lanud Iswahyudi Magetan, Jumat (22/5) dini hari.
Sementara itu, proses evakuasi korban dihentikan sementara tadi malam, dan akan dilanjutkan hari ini. Diduga, masih ada 1 korban yang belum ditemukan. Demikian dijelaskan Ketua Tim Evakuasi Lanud Iswahyudi, Mayor Ali Sudibyo, Jumat (22/5).
Mengenai identitas dan ciri korban, Ali belum bisa menjelaskan. Namun berdasarkan informasi, korban berjenis kelamin perempuan dan merupakan penumpang pesawat.
Begitu evakuasi dihentikan, ribuan warga berlarian menerobos jalan yang diberi police line untuk maju dan melihat lebih dekat bangkai pesawat dari jarak sekitar 20 meter. Semakin malam warga semakin antusias melihat bangka pesawat.
Kemarin, di Hanggar Skadron Udara 15 Lanud Iswahyudi dan Masjid Desa Geplak, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, digelar doa bersama dan salat gaib. Hal itu untuk mendoakan arwah para korban yang meninggal akibat kecelakaan tersebut.
Acara doa bersama itu dihadiri Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedra SSos, Komandan Wing 3, Para Kadis, Dansat serta seluruh anggota Lanud Iswahjudi. st14/surya