Selama dua hari aku dirawat dan disarankan melakukan USG. Ternyata, di paru-paru sudah penuh cairan. Begitu akan dikeluarkan, jumlah cairan terlalu banyak hingga membuat jantungku lemah dan nadi tidak ada. Alhasil, harus dibuat jalan napas (trakeostomi) dan harus dilakukan di RSCM karena di rumah sakit ini tidak ada alatnya.
Di RSCM aku kembali menjalani berbagai tes dan pemeriksaan. Hasilnya? Aku menderita kanker kelenjar getah bening stadium IV B. Ini sejenis kanker yang tumbuh akibat mutasi sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal. Akibatnya, sel abnormal menjadi ganas. Kemoterapi pun harus kujalani.
Ketika usia kehamilan empat bulan, tiba-tiba detak jatung janinku hilang. Dokter menyarankan, janin dibuang saja. Perang batin luar biasa dahsyat, terjadi dalam diriku. Aku ngotot ingin mempertahankannya. Anehnya, setelah keputusan itu, begitu di-USG, detak jantung janinku berdenyut kembali. Lucunya lagi, saat di-USG, ia terlihat seperti sedang menggaruk-garuk dahinya.
Langganan Kejang Karena harus kembali menjalani kemoterapi, aku tak bisa merawat Al setiap hari. Papa yang rajin membawa Al ke RSCM, tiap Minggu, jika kondisiku tidak demam. Aku harus menjalani dua macam kemoterapi, masing-masing delapan kali. Itu tidak bisa dilakukan sekaligus, harus ada jaraknya.
Kemoterapi pertama sudah kujalani, hanya akhir-akhir ini leukosit (sel darah putih) aku suka turun-naik, jadi untuk kemoterapi kedua perlu waktu lagi. Kalau leukositnya tidak mencukupi, kondisi badanku bisa drop. Aku jadi gampang kena penyakit.