Misteri Jhon yang Diisolasi

By nova.id, Rabu, 13 Mei 2009 | 17:09 WIB
Misteri Jhon yang Diisolasi (nova.id)

Misteri Jhon yang Diisolasi (nova.id)

"RS Sulianti Saroso (Foto : Nova) "

Ada kabar, se­orang ­pasien suspect flu babi dirawat di RS Sulianti ­Saroso, ­Jakarta. ­Benarkah pasien yang baru pulang dari luar negeri ini positif ­mengidap flu babi?

Samar-samar ketakutan warga dunia terhadap flu babi sudah dirasakan di sini. Memang belum pasti apakah flu asal Mexico ini sudah masuk ke Indonesia. Tapi Kamis malam tersiar kabar, seorang pasien suspect flu babi sedang dalam perawatan di RS Sulianti Saroso, Jakarta. Rumah sakit khusus infeksi ini memang dikenal saat menjadi tempat rujukan bagi pasien suspect flu burung beberapa waktu lalu.

Kabarnya, pasien bernama Jhon asal Australia ini mendadak flu usai dari luar negeri. Semula pria berusia 53 tahun ini sempat dirawat di sebuah klinik di bilangan Cipete. Hanya saja, karena takut pria itu mengidap flu babi, maka segera dilarikan di RS Sulianti Saroso, Selasa lalu.

Hasil Membaik

Hingga Jumat lalu, Jhon masih ditempatkan di ruang isolasi. Menurut Direktur RS Sulianti Saroso, Sardikin Giriputro pihaknya sudah melakukan standar perawatan Jhon seperti perawatan pasien flu burung. "Perawatan tergantung kondisi pasien, apakah dia memerlukan perawatan intensif atau hanya di ruangan isolasi biasa saja," papar Sardikin didampingi stafnya Hendri Zafrul dan Silawiweka, Jumat (8/5).

Ruang isolasi biasanya dipakai untuk pasien penyakit menular. "Obat juga diberikan sesuai dengan kondisinya. Kalau panas ya dikasih obat panas, kalau perlu diinfus ya diinfus atau diberikan oksigen," lanjut Sardikin. Selain itu dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah benar penyakitnya, misalnya flu burung. Diambil lendir di tenggorokan dan darah, baru dikirim ke Litbang Kesehatan.

Pasien diizinkan pulang jika kondisi sudah membaik, hasil laboratorium normal, rontgen membaik. "Yang paling penting adalah jika hasil tes laboratorium yang tadinya positif, misalnya, lalu berubah menjadi negatif pasien baru dipulangkan. Sudah kami lakukan usap lendir tenggorokan dan tes darah. Bukan hanya sekali tapi sampai dua kali pemeriksaan. Pertama, saat puncak sakitnya dan kedua, di masa penyembuhan. Lalu dibandingkan keduanya, dan dilihat hasilnya."

Menurut Sardikin, kondisi Jhon sekarang dalam keadaan membaik, tidak demam atau batuk. Hanya saja karena pihaknya belum mendapatkan hasil dari laboratorium, maka Jhon belum diperbolehkan pulang.

Sardikin sendiri sangat hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan pada wartawan. "Kami harus satu suara, menunggu Menteri Kesehatan. Pokoknya, yang dirawat tidak menularkan penyakit."

Seperti diketahui, hingga Jumat lalu Menkes masih melakukan kunjungan kerja di luar negeri. Dan Sabtunya Depkes mengadakan jumpa pers soal hasil pertemuan Menkes Se-ASEAN terkait dengan pembahasan flu baru H1N1 ini. Bisa jadi teka-teki apakah Jhon jadi orang pertama yang mengidap flu babi ini akan terjawab.

Bukan Flu Babi

Jika terjadi pandemi, pihak rumah sakit sudah mengantisipasi dengan menyiapkan ruangan isolasi. "Jika di ruangan tersebut penuh, bisa ke ruangan lain. Atau di rumah sakit lapangan, yaitu berupa tenda yang dilengkapi dengan alat-alat medis, bahkan ada AC-nya. Kurang lebih bisa menampung 100 pasien." Dikatakan sebagai pandemi atau tidak, harus ada ketentuan dari WHO dan di Indonesia yang berwenang yang berhak mengatakannya."

Ditandaskan Sardikin sampai saat ini dari hasil pemeriksaan Jhon bukan mengidap flu babi yang menakutkan itu. Tapi flu musiman atau sakit tenggorokan. Bisa juga infeksi paru tapi bukan karena virus tapi flu musiman. Gejalanya sama, flu, sakit tenggorokan, dan lemas. Ya, seperti terkena flu biasa dengan gejala yang sama. Jadi, tidak ada hal yang perlu dicemaskan."

Yang justru dikhawatirkan, lanjutnya, jangan sampai berita yang ditulis menimbulkan kepanikan di masyarakat. "Apalagi kalau sudah menyebut nama, alamat, dampaknya akan kasihan pada keluarga, tetangganya, yang sebetulnya tidak perlu didatangi atau dicurigai." Noverita K Waldan