Kisah Yustina Membesarkan Anak DS (1)

By nova.id, Selasa, 14 April 2009 | 06:38 WIB
Kisah Yustina Membesarkan Anak DS 1 (nova.id)

Kisah Yustina Membesarkan Anak DS 1 (nova.id)
Kisah Yustina Membesarkan Anak DS 1 (nova.id)

"Foto : Ahmad Fadillah "

Pindah Demi TerapiUmur 20 bulan, setelah Fani bisa berjalan, aku berniat menyekolahkannya. Sayangnya, tiap sekolah yang kudatangi, menolak Fani. Duh, marahnya hati ini. Syukurlah ia akhirnya diterima di play group National Plus di Surabaya, tempat kami tinggal. Ternyata Fani bisa bersosialisasi dengan baik. Usia 2 tahun Fani lulus.

Terapi selanjutnya kulakukan sendiri. Kebetulan, RS Harapan Kita Jakarta baru membuka klinik tumbuh kembang anak (KTK). Kupikir, di sana bagus. Aku pun bolak-balik Surabaya-Jakarta sampai akhirnya suatu hari kami memutuskan pindah ke Jakarta.Aku bersyukur, Fani menjadi anak DS yang pertama mendaftar di KTK dan berhasil diterapi. Sekarang, aku sering diminta pihak RS memberi dukungan pada orangtua anak DS di KTK. Dari situ, terbentuklah POTADS (Persatuan Orangtua Anak Down Syndrome).

Selesai terapi dari KTK, Fani masuk TK di kawasan Kelapa Gading sambil terus kuterapi sendiri di rumah. Usia 4 tahun, Fani masuk SLB Dian Grahita di Kemayoran. Tak sampai setengah tahun, ia naik ke kelas satu. Fani juga sempat mengalami beberapa kali lompat kelas. Umur 8 tahun sudah duduk di kelas 5 SLB bersama anak-anak umur 13-15 tahun. Mungkin itu yang membuat para guru dan dokter merekomendasi Fani masuk ke sekolah umum.

Rini Sulistyati