Keluarga Kian Yakin David Dibunuh

By nova.id, Senin, 13 April 2009 | 10:44 WIB
Keluarga Kian Yakin David Dibunuh (nova.id)

Keluarga Kian Yakin David Dibunuh (nova.id)

"Jumpa pers Keluarga david Hartanto dan tim verifikasi (Foto: Astri) "

Jalan panjang masih harus ditempuh keluarga David Hartanto Widjaja untuk menguak misteri kematian David, mahasiswa NTU Singapura asal Indonesia. Upaya keluarga dan tim verifikasi menemui Presiden NTU dan Prof. Chan Kap Luk pekan lalu di Singapura gagal tercapai.

Prof. Chan merupakan dosen pembimbing skripsi David, yang menurut keterangan pers Nanyang Technology University, ditusuk oleh David sebelum David akhirnya melompat bunuh diri. Keputusan keluarga dan tim verifikasi mendatangi kediaman Prof. Chan lantaran di sebuah media massa setempat, Chan menyatakan kesediaannya menemui keluarga David.

"Kami datang ke apartemen Prof. Chap, ditunggu 20 menit enggak ada jawaban. Malah kami didatangi sekuriti. Kalau saya ada di posisi Prof. Chap, yang menjadi korban penusukan, saya akan mati-matian minta bertemu dengan keluarga penusuk. Ini justru sebaliknya. Kalau dia tidak berbohong kenapa harus takut bicara di depan umum, seperti menghindar?" ujar William Hartanto, kakak David, ketika menggelar jumpa pers di Matraman, Senin, (13/4).

Sedangkan Presiden NTU, Su Guaning tidak bersedia menemui keluarga dan hanya mengirimkan wakil serta dekan. Sikap NTU dan Prof. Chan ini kian menambah keyakinan keluarga beserta tim verifikasi, David dibunuh. Selama sepekan berada di Singapura, keluarga David dan tim verifikasi juga menanyai sejumlah saksi mahasiswa asal Indonesia.

"Kami menanyai mahasiswa yang mendengar cerita dari mahasiswa asal Iran bahwa David sempat terlihat berdiri di jembatan kaca sambil berkata 'Should I jump?'. Ternyata mahasiswa tersebut tidak mendengar langsung dari mahasiswa Iran. Tapi kemudian dia meralatnya lagi. Kesaksiannya berubah-ubah," kata wakil tim verifikasi, Iwan Pilliang.

Sementara itu, kendati terlambat, hasil otopsi yang dijanjikan pihak kepolisian Singapura telah diterima keluarga. Hasil otopsi menunjukkan, David mengalami 36 luka yang 14 diantaranya disebabkan oleh pisau. Luka ini umumnya didapatkan di bagian tangan. Sementara luka lainnya berupa luka di bagian leher, memar, dan luka dalam.

Selama di sepekan berada di Singapura keluraga dan tim verifikasi melakukan rekonstruksi kematian David di NTU. Rekonstruksi ini dilakukan bersama seorang pewarta foto sebuah media lokal SIngapura yang datang pertama kali ke lokasi kejadian perkara. "DI TKP posisi pisau yang dipakai untuk menusuk berada 150 langkah dan 1 lantai dari lokasi jatuhnya David," kata William.

Selain itu, keluarga dan tim verifikasi juga mendatangi media lokal Singapura, Straits Times. Keluarga meminta Straits Times tidak lagi memberitakan David sebagai pembunuh. "Kan tidak ada bukti yang menunjukkan itu. Lagipula polisi masih menyelidiki," ungkap William seraya menambahkan ternyata Strait menurunkan berita hanya berdasarkan press release yang dikeluarkan NTU beberapa jam setelah David tewas.

Langkah selanjutnya yang bakal diambil pihak keluarga dan tim verifikasi adalah mencari pengacara dari Singapura. Namun, untuk itu akan diperlukan biaya yang tak sedikit. "Bantuan publik sudah direncanakan atas nama keluarga," tutur Iwan.

Astri