Menurut Nadjib, hasilnya menggembirakan. Interaksi antar-kelompok Muslim di Australia sangat baik. Kini, lanjutnya, Indonesia pun dipercaya oleh para dubes negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Canberra lainnya untuk memimpin upaya mempromosikan citra Islam di Australia dan menjalin kerja sama dengan berbagai kalangan.
“Kenapa mereka memilih saya karena niatnya seperti itu, untuk menunjukkan bahwa Indonesia adalah pusat tinggalnya umat Islam yang memang moderat dan selalu berusaha membawa kedamaian dan itu diterima dengan sangat baik," kata dia.
"Setiap kali saya berbincang dengan duta-duta besar dan pimpinan masjid di sini maupun Islamic Center di Gungahlin, mereka selalu memberikan apresiasi terhadap apa yang kita (Indonesia) lakukan. Saya dibantu oleh kawan-kawan KBRI berupaya agar bisa menunjukkan wajah Islam yang damai, yang toleran dan demokratis,” tuturnya.
"A Brief History of Canberra Mosque" juga mencatat bahwa Canberra Mosque adalah masjid tertua kedua yang masih digunakan hingga saat ini di Australia setelah masjid pertama di Marree, di South Australia, yang dibangun para penunggang unta dari Afghanistan pada tahun 1861.
Nadjib mengatakan, kini setidaknya 1.000 jemaah beribadah di masjid ini. Mereka berasal dari 23 kantor kedutaan besar negara-negara anggota OKI, pekerja professional dan juga warga Indonesia yang memang sudah lama bermukim di ibu kota Australia ini.
Saat Ramadhan, Canberra Mosque menjadi pusat kegiatan Islam tak hanya di Canberra, tetapi juga ACT.
"Masjid ini menjadi pusat kegiatan agama Islam di Canberra. Selama bulan Ramadan, di masjid ini diadakan berbagai kegiatan dan yang pasti ada salat tarawih berjamaah," kata Abdul Hakim, President of ISACT.
Duta Besar Malaysia untuk Australia, Zainal Abidin Ahmad, menambahkan bahwa saat masjid dibangun di awal tahun 1960, jemaahnya baru berjumlah sekitar 100 orang. Namun, lanjutnya, kini jumlahnya sudah bertambah hingga 1.000 jemaah yang biasa datang saat shalat Jumat.
Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan, Indonesia, Malaysia dan Pakistan bersama negara-negara OKI lainnya berinisiatif kembali membangun masjid-masjid baru.
“Kita bisa (kembali) bekerja sama membesarkan kawasan masjid untuk menampung jemaah yang semakin bertambah dan mengadakan aktivitas-aktivitas yang sesuai untuk kebajikan dan kebaikan masyarakat Islam di Australia,” katanya.
“Ya sedang diusahakan diadakan di beberapa tempat, seperti sekarang (sudah) ada Islamic Center di selatan Canberra. Satu lagi, ada usaha untuk membangun masjid di daerah utara di daerah Gungahlin,” tambahnya kemudian.
Zainal optimistis kerja sama dan keakraban antara komunitas Islam di Australia bisa terus terjaga dengan baik, seperti yang disaksikannya selama sudah 2,5 tahun bertugas di Australia.
Caroline Damanik / Kompas.com