Tak Bisa Tidak Makan Nasi? Ini Penjelasan Mengapa Kita Ketergantungan Makan Nasi

By Dionysia Mayang, Senin, 24 Juli 2017 | 07:37 WIB
Tak Bisa Tidak Makan Nasi? Ini Penjelasan Mengapa Kita Ketergantungan Makan Nasi (Dionysia Mayang)

Nova.ID - Di Indonesia, sebagian besar orang punya pola pikiran yang sama tentang nasi dan rasa kenyang. Rasanya belum kenyang kalau belum makan nasi, seperti yang disebutkan oleh kebanyakan orang Indonesia.

Pada dasarnya, perasaan belum kenyang kalau belum makan nasi adalah tanda bahwa seseorang sudah ketergantungan. Apa yang membuat nasi bisa seperti itu?

Penjelasan secara ilmiah pernah diungkapkan oleh para peneliti dari Boston Children’s Hospital di Amerika pada 2013.

Menurut temuan tim, makanan yang memiliki indeks glikemik—zat karbohidrat dalam gula darah—tinggi berpotensi menimbulkan adiksi.

Di antara makanan yang masuk dalam kriteria tersebut ada nasi, roti putih, kentang, dan gula konsentrat.

(BACAIni Dia Resep Praktis, Nasi Kuning untuk Keluarga)

Dijelaskan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan rasa lapar berlebihan dan merangsang area otak yang berkaitan dengan rasa ketagihan.

Khusus nasi, penjelasan ilmiah lain datang dari juru bicara yang menjadi representasi ahli diet dari American Dietetic Association (ADA), Christine Gerbstadt. 

“Manis adalah cita rasa pertama yang cenderung dipilih manusia sejak lahir,” ujar Gerbstadt.

Di sisi lain, karbohidrat dengan rasanya yang cenderung manis merangsang pelepasan serotonin—zat kimia otak yang dapat memperbaiki suasana hati dan dipercaya dapat mengurangi kesedihan dan depresi—sehingga yang mengonsumsinya bisa merasakan bahagia.

Ditambah lagi, rasa manis juga bisa melepaskan zat endorfin, senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang selain berguna juga untuk kekebalan tubuh.

Masalahnya, ada dampak yang dihasilkan di luar adanya zat-zat tersebut.