Nova.id - Pencemaran logam berat, khususnya merkuri, di Teluk Jakarta, telah sampai pada titik mengkhawatirkan.
Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor menyebut, kini berbahaya untuk mengonsumsi kerang hijau dari perairan itu.
Baca juga: 7 Cara Tepat Bedakan Kehamilan dengan Telat Datang Bulan
Peneliti di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Etty Riani, menyebut banyaknya tritip yang menempel di kerang hijau, adalah salah satu 'pertanda tidak langsung' telah tercemarnya Teluk Jakarta oleh merkuri.
"Kerang hijau mampu menyerap logam berat dalam jumlah yang sangat tinggi," ujarnya.
Namun, pencemaran yang begitu dahsyat, diduga Etty membuat kerang hijau ‘keracunan’, sehingga kehilangan kemampuan membersihkan diri, termasuk dari tritip.
Baca juga: Masih Yakin Mau Makan Ikan Mujair Setelah Tahu 5 Fakta Mengejutkan Ini?
"Aduh, pencemaran di Teluk Jakarta sudah sangat-sangat tinggi... Pencemaran logamnya memang tinggi sekali."
"Pada kerang hijau, konsentrasi Hg (merkuri) saja sudah mencapai 40mg/kg lebih, padahal baku mutu konsumsinya hanya 1mg/kg," ceritanya dengan nada getir.
Merkuri bukanlah logam yang pencemarannya bisa dianggap sepele.
"Kami hitung analisis risikonya; kalau orang dewasa makan kerang, itu risiko kejadian kankernya baru berkurang kalau dia hanya makan satu ekor (kerang hijau) per sekali makan."
"Itu dengan asumsi bahan makanan lainnya tidak terkontaminasi logam berat." lanjutnya.
Baca juga: Ini Jenis Ikan Laut yang Terpapar Merkuri Tinggi dan Berefek Buruk Jika Dimakan
Etty menegaskan merkuri tidak bisa dilepaskan dari tubuh kerang yang telah tercemar.
"Kalau dia sudah terakumulasi (di tubuh kerang hijau), logam berat tidak akan bisa lepas."
"Karena ikatan logam berat ini, pada asam amino pada gugus yang ikatannya kovalen, yang sifatnya irreversible (tidak dapat diubah)."
"Tidak mampu lepas. Sehingga sangat sulit dilepaskan,” ujarnya.
Baca juga: Psst, Selesaikan 5 Masalah dengan Suami Ini dengan Bercinta
Menurutnya, pencemar berasal dari banyaknya industri di Jakarta, khususnya pabrik barang elektronik yang masih menggunakan bahan merkuri, dan membuang limbahnya ke sungai yang berujung ke Teluk Jakarta.
"Tetapi tetap tidak ada tindakan pemerintah," pungkasnya.
Artikel ini sudah tayang di Tribunnews dengan judul ‘Tercemar merkuri, kerang hijau dari Teluk Jakarta ‘sebabkan kanker’