Nova.id - Sadarkah Anda bahwa kebanyakan perempuan memiliki rambut kemaluan yang cenderung tebal, keriting, dan bertekstur kasar?
Dilansir dari Women's Health, seorang dermatologis asal American Academy of Dermatology, Marc Glashofer, mengklaim bahwa penyebab rambut kemaluan cenderung lebih tebal dan kasar daripada rambut di seluruh tubuh kita karena asal-usulnya sebagai penyangga.
Selain itu, konon katanya bisa meminimalisir gesekan saat berhubungan seksual hingga dapat mencegah timbulnya luka dan ruam pada kulit.
Baca juga: Terungkap! 5 Bentuk Vagina yang Disukai Para Pria
Namun kedua hal tersebut masih menjadi rumor yang patut untuk dibuktikan.
Selain itu ada juga beberapa rumor atau mitos mengenai fungsi dan kegunaan rambut pada kemaluaan yang kerap disalah artikan oleh kita.
1. Penangkal Penyakit Menular Seksual (PMS)
Faktanya: Sebaliknya, keberadaan rambut kemaluan malahan jadi tempat yang nyaman bagi perkembangbiakan bakteri.
Jika tidak diimbangi dengan selalu menjaga kebersihan terhadap daerah kewanitaan kita, maka akan semakin banyak bakteri yang mendiami hutan kecil tersebut.
Baca juga: Bagaimana Merawat Vagina Pasca Melahirkan Agar Kembali Kencang?
Dermatologis asal New York, Sejal Shah, mengungkap sebuah studi di Cina yang menyebutkan bahwa Human Papilloma Virus (HPV) kerap bersarang di rambut kemaluan pria yang dapat menyebabkan terjadinya penularan virus tersebut terhadap pasangan, yakni wanita.
2. Seks Jadi Kurang Menyenangkan
Faktanya: Banyak yang berpikir bahwa rambut kemaluan menyebabkan kurangnya gesekan ketika melakukan hubungan intim.
Namun, beberapa wanita lebih memilih menghilangkan rambut kemaluannya ketika melakukan hubungan seks.
Baca juga: Mengapa Bulu Kemaluan Lebat Bikin Organ Intim Bau Tak Sedap? Ini Penyebabnya
Hal itu karena kebanyakan wanita merasa tingkat rangsangannya jadi berkurang saat keduanya saling bersentuhan.
Tetapi, besarnya rangsangan dan tekanan saat berhubungan seks tidak bergantung dari ada atau tidaknya bulu kemaluan, lho.
3. Semakin Lebat Semakin Terangsang
Faktanya: Secara teknis, hal itu tergantung pada pasangan Anda.
Namun beberapa bukti menyatakan bahwa keberadaan rambut kemaluan bukanlah satu-satunya alasan untuk meningkatkan gairah seksualitas.
Sebaliknya, feromonlah yang mendorong gairah bercinta Anda dan pasangan.
Feromon adalah senyawa yang menimbulkan ketertarikan antar pasangan yang berbeda jenis.
Senyawa inilah yang kemudian menghasilkan aroma berbeda pada kemaluan wanita yang membuat pasangan semakin bergairah ketika melakukan hubungan seksual.
Baca juga: Wajib Tahu! 7 Cara Mencukur Bulu Vagina yang Tidak Bikin Gatal
4. Rambut Kemaluan Selalu Tumbuh
Faktanya: Ternyata rambut kemaluan akan berhenti tumbuh pada waktu tertentu.
Umumnya, rambut kemaluan bisa tumbuh (sehabis dicukur, jelas ya) sekitar 1 hingga 5 cm.
Akan tetapi, hal ini juga bergantung pada genetik seseorang, mengenai kepanjangan ukuran tumbuhnya rambut kemaluan.
Jadi, rambut kemaluan ini akan berhenti ketika seseorang mulai memasuki batas usia tertentu.
Untuk wanita biasanya setelah menopause, akan semakin halus teksturnya, tetapi juga akan semakin botak.
Baca juga: Duh! Mandi Pakai Wewangian Ini Malah Membahayakan Vagina, Lo
5. Jangan Dipotong Jika Anda Memiliki Kulit Sensitif
Faktanya: Keliru!
Seperti yang diungkapkan di awal, semakin lebat rambut kemaluan, akan semakin bagus untuk bakteri berkembang biak.
Jika Anda memiliki kulit yang sensitif (gampang terluka dan berdarah jika mencukur), Anda bisa melakukan alternatif lain, misalnya seperti waxing atau dengan metode laser.
Atau Anda juga bisa menggunakan krim lembut sebagai alat bantu mencukur bulu-bulu halus Anda.
Baca juga: 6 Rahasia Perempuan yang Terkena Penyakit Menular Seksual dari Pasangan Mereka Sendiri
6. Warnanya Sama Dengan Rambut Kepala
Faktanya: Wendy Askew, seorang ginekolog dari Institute for Women’s Health mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah benar.
Tidak ada alasan ilmiah yang menyatakan keserasian antara warna rambut di kepala dengan rambut kemaluan.
Lebih tepatnya, Anda bisa membandingkan rambut di kepala dengan alis, itu baru akan sama.
Baca juga: Vagina Nyeri Saat Berhubungan Seksual? Ini 3 Penyebabnya
Tetapi kalau untuk rambut kemaluan, alis dan rambut kepala, warnanya jelas tidak akan sama. (*)