Nova.id - Kasus kekerasan tak hanya terjadi di kalangan remaja, tapi juga merambah ke anak-anak yang masih begitu belia.
Bahkan, di media sosial sudah beberapa kali viral bahwa peristiwa bullying melibatkan anak, baik itu sebagai korban pelaku.
Sebenarnya, apa yang jadi penyebab seorang anak melakukan aksi bullying pada teman-temannya?
Baca juga: Ciri Anak Korban Bullying dan Cara Menyikapinya, Orangtua Perlu Tahu!
Astrid Wen, M.Psi, Psikolog Anak dan Praktisi Theraplay dari PION Clinician dan Theraplay Indonesia menjelaskan, penindasan atau bullying sendiri terjadi karena adanya penyalahgunaan dalam hal kekuatan dan kekuasaan.
Menurut Astrid, setidaknya ada 8 penyebab yang bisa mendorong anak untuk menjadi pelaku bullying di kemudian hari, yaitu:
1. Komunikasi Orang Tua dan Anak Tidak Lancar Jika orang tua jarang meluangkan waktu untuk bermain dengan anak sedari lahir, anak akan merasa canggung berada di dekat orang tuanya.
Jarak inilah yang akhirnya menghambat jalinan komunikasi antara anak dan orang tua.
Baca juga: Tragis! Anak Usia 7 Tahun ini Luka Parah Dikepala karena Bullying di Sekolah
Saat anak tumbuh dewasa pun, dia jadi terbiasa menyembunyikan berbagai hal dari orang tuanya.
2. Orangtua Tidak Menoleransi Kesalahan Anak Jika anak Anda yang masih kecil kerap membuat kesalahan, orangtua seringkali langsung melabeli anak dengan sebutan ‘nakal’ dan memarahinya, bukannya memberi solusi atas masalah yang dia buat.
Baca juga: Dijamin Tak Bikin Nangis, Ini Dia Rahasia Mengupas Bawang Bombay
Padahal, masa pertumbuhan adalah masa dimana anak belajar mengenal lingkungannya.
3. Anak Tidak Dilatih Berpikir Kritis Sejak kecil, anak-anak di Indonesia terbiasa dicekoki informasi baru tanpa diberi kesempatan berpikir kritis. Akhirnya anak seringkali tak bisa berpikir panjang sebelum bertindak.
Baca juga: Gaji Lebih Besar daripada Suami? 4 Hal Ini Bisa Dilakukan Agar Rumah Tangga Tetap Harmonis
4. Anak Tak Diajari Toleransi Terhadap Perbedaan Sejak kecil, anak perlu diajari adanya pluralisme atau keberagaman.
Anak juga perlu tahu bahwa perbedaan adalah hal yang sangat wajar terjadi. Namun, biasanya hal ini tidak dilatih oleh orang tuanya.
5. Rasa Percaya Diri Rendah Kita tidak dididik untuk punya kepercayaan diri yang tinggi dan kita dibiasakan untuk menghargai punya orang lain, ketimbang punya diri sendiri.
Misalnya dengan membandingkan kecerdasan anak dengan teman-temannya. Jadi kita selalu melihat diri kita itu lebih buruk, sehingga membuat kita cenderung merasa iri dengan rumput tetangga.
Baca juga: Berlibur ke Pulau Sumbawa, Jangan Lupa Mampir ke-7 Destinasi Kelas Dunia Ini
6. Kurang Perhatian Orangtua sebaiknya mencurahkan kasih sayang dan perhatian pada anak sejak kecil.
Karen anak yang kurang perhatian cenderung melakukan berbagai hal demi mendapatkan perhatian dari orangtuanya.
Baca juga: Mudah, Ini Resep Bikin Bolu Kukus Anti 'Bantet', Dijamin Bolu Mekar Sempurna
7. Kekerasan dalam Keluarga Anak yang terbiasa mendapat kekerasan baik itu secara fisik maupun verbal, memiliki kecenderungan untuk berlaku kasar ketika ia tumbuh dewasa.
8. Tren di Kalangan Anak dan Remaja Anak yang sudah mulai beranjak remaja, biasanya memiliki rasa ingin diakui dan diterima di kelompoknya.
Baca juga: Pamer Pose di Ranjang, Nikita Willy Diam-diam Foto Prewedding Bareng Pacar?
Umumnya, dia akan berusaha mengikuti tren yang saat itu dianggap hebat oleh teman-temannya, tanpa memikirkan konsekuensinya.
Atau sebaliknya, dia terpaksa mengikuti tren yang ada karena mendapat tekanan sosial dari teman-temannya. (*)