Menapaki Pulau Sebatik yang Indah Nan Eksotis

By , Senin, 31 Juli 2017 | 11:02 WIB
Keindahan Pulau Sebatik dari Atas Awan (Nova)

Nova.id - Tak banyak orang yang tahu di mana letak Pulau Sebatik? Keberadaannya persis di sebelah utara pulau Kalimantan yang bertetangga dengan negara sebelah, Malaysia.

Salah satu potensi pariwisata di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yaitu pantai Batu Lamampu.

Tapi sayang, pantai yang begitu indah itu masih belum banyak didatangi para wisatawan, artinya belum begitu terjamah.

(Baca juga: Saat Wisata Kapal Pesiar, Ini Perbedaan Nyata Turis Eropa dan Turis Asia)

Namun janganlah bersedih, rencananya pemerintah daerah setempat akan menjadikan pantai Batu Lamampu jadi icon salah satu objek wisata di Kalimantan.

Satu Pulau Dua Negara Terlampaui

Jika Anda penasaran dan ingin berkunjung ke pulau terdepan nusantara di wilayah perbatasan tersebut, Anda harus menyiapkan mata uang rupiah (RP dan ringgit Malaysia (RM).

Anda akan masuk dari dermaga Binalawan, kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Waktu jarak tempuhnya kurang lebih 1,5 jam dari kota Tarakan melalui jalur air (kapal cepat).

(Baca juga: Mengenal Adat, Ini Dia Wisata Tiga Desa Adat di Lombok yang Wajib Kamu Kunjungi!)

Binalawan adalah salah satu pintu gerbang menuju perbatasan antar Indonesia dan Malaysia. Pulau ini terbagi menjadi dua wilayah administratif negara yakni Indonesia di bagian selatan, dan Negara Bagian Sabah, Malaysia di bagian utara.

Di sanalah terdapat pos jaga yang berisikan para TNI yang bergantian berjaga, namanya Pos Aji Kuning.

Mirisnya, di sana masih sulit air bersih. Sebagian warga yang tinggal di sana mencari nafkah sebagai buruh dan tenaga kerja di Malaysia.

Pantas saja, di pulau ini terdapat perkebunan sawit seluas 246,1 km (Sebatik Selatan).

(Baca juga: Tempat Wisata Baru di Surabaya: Museum Surabaya, Catatan Pernikahan Zaman Belanda)

Kondisi perekonomian penduduk Sebatik bisa dibilang kurang berkembang.

Tak heran banyak warga setempat yang memilih ke negeri seberang bekerja sebagai buruh sawit, tenaga keamanan, dan buruh kasar.

Walaupun pulau kecil ini sering dikunjungi oleh pejabat negara namun kondisi masyarakat belum kunjung membaik.

Lantaran mengalami krisis air bersih, masyarakat pun turut memanfaatkan air hujan yang telah disaring untuk keperluan MCK sehari-hari.

Mereka menggunakan tendon air berukuran besar. Jika hujan tak kunjung datang bisa dipastikan warga tidak memiliki air. Harga air bersih untuk satu tendon ukuran besar dihargai Rp100.000/ hari.

Ironisnya, tetangga sebelah kondisinya jauh lebih baik. Perbedaan bisa dilhat dari hal-hal kecil. Misalnya, koin nominal Rp500 dan Rp1000 tidak diterima di sini.

(Baca juga: Sayur Gambas, Masakan Praktis Khas Kalimantan Barat)

Anak-anak kecil pun tak sudi menerima koin emisi terbaru. Harga barang paling murah seharga RM 30 sen atau setara dengan Rp3000.

Pulau Sebatik ini memberi bukti pembangunan wilayah Indonesia masih kalah dari tetangga Malaysia. Satu-satunya yang sama adalah matahari yang terik, tak peduli apakah di Anda berada wilayah Malaysia atau Indonesia. (*)