Nova.id - MA, korban pengeroyokan di Babelan, Bekasi pada Selasa (1/8) telah dimakamkan di TPU Kedondong, BTN Buni Asih Kongsi, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi pada Rabu (2/8) kemarin.
Hingga saat ini, sang istri, Siti Zubaidah (25) masih tak percaya bahwa suaminya yang telah tiada dituduh sebagai pencuri di mushala di Babelan, Bekasi.
Baca juga: Duh! Diduga Curi Amplifier Mushala, Pria di Bekasi Dibakar Hidup-hidup
Dilansir dari Kompas.com, Siti mengaku bahwa suaminya berprofesi sebagai tukang reparasi peralatan elekteronik.
"Suami saya jual beli amplifier bekas, ngerakit box-box salon. Kalau saya nggak kerja," ujar istri dari almarhum MA, Siti Zubaidah (25) saat ditemui di kediamannya, Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (3/8), seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Tragis! Gadis Ini Diperkosa Anggota ISIS Setiap Hari Selama 6 Bulan
Ia melanjutkan, biasanya almarhum suaminya akan mencari barang-barang atau amplifier bekas, lalu direparasi di rumah, dan dijual lagi setelah diperbaiki.
Sehingga, kata dia, ada kemungkinan saat itu almarhum suaminya sedang mampir untuk shalat dan amplifier tersebut bukanlah hasil curian, melainkan sudah dibeli.
Adapun mushala tersebut bernama Al-Hidayah di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (1/8) dan waktu kejadian sekitar pukul 16.30 WIB,
Zubaidah yang ditinggalkan almarhum telah memiliki seorang anak laki-laki berusia empat tahun dan satu lagi masih dalam kandungan berusia enam bulan.
Ia juga mengatakan, pertama kali mengetahui kondisi suami dari pihak kepolisian yang datang ke rumahnya pada Selasa malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Baca juga: Takjub! Untuk Pertama Kalinya, Dokter Ini Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam dengan Selamat
"Ya katanya (polisi) suami saya nyuri amplifier di mushala di daerah Babelan, terus dihakimi, digebukin, terus dibakar hidup-hidup."
"Sempat enggak percaya, masa suami saya."
"Kalau bukan liat di foto itu saya nggak percaya kalau itu suami saya," kata Zubaidah.
Ketidakpercayaan Zubaidah ini didasarkan karena tempat kejadian bukanlah jalur suaminya bekerja.
Dia mengatakan, biasanya almarhum suaminya bekerja ke daerah Cileungsi untuk mencari amplifier bekas.
"Karena kan itu enggak satu jalur, lain jalur itu mah."
"Setau saya, dia ke daerah Cileungsi, arah-arah Bogor," kata dia.
Selain itu, Zubaidah juga mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan almarhum suaminya, sebelum MA berangkat untuk bekerja pada siang hari setelah waktu dzuhur.
Biasanya juga, kata Zubaidah, MA kembali ke rumah setelah bekerja pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB.
Sampai saat ini Zubaidah mengaku belum mendatangi tempat kejadian saat almarhum suaminya dihakimi massa.
Sambil terisak tangis, Zubaidah pun berharap adanya keadilan untuk almarhum suaminya, agar pelaku yang telah membakar suaminya segera ditemukan dan diproses hukum. (*)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul, "Cerita Istri Almarhum Pria yang Dibakar Hidup-hidup di Bekasi."