Mundur Selangkah, Maju Dua Langkah

By nova.id, Kamis, 14 Februari 2013 | 04:55 WIB
Mundur Selangkah Maju Dua Langkah (nova.id)

"Manusia diberi akal agar bisa melihat persoalan dan hikmahnya sehingga bisa melakukan perbaikan agar ke depannya jadi lebih baik," ujar Widi. Dan, ingatlah, meski bernama "diam", tindakan ini tak berarti minus respons. Prinsip ini lebih tepat diartikan sebagai merespons dengan kata-kata halus dan di saat yang tepat.

5 "Diam itu emas" juga bisa diaplikasikan di luar pernikahan. Misalnya, anak bermasalah di sekolah dan Anda merahasiakannya dari suami. Pertama, Anda tak ingin anak dimarahi. Kedua, Anda sengaja menunggu sampai solusinya ditemukan supaya masalah tak melebar.

Seperti yang disinggung Widi sebelumnya, pernikahan adalah proses belajar. Kita telah belajar mengenai tabiat pasangan yang mudah gelisah. Rasanya lebih bijak bila kita menunda bercerita supaya pasangan tak panik. Atau, selesaikan saja dulu masalahnya sebelum bercerita kepada pasangan.

6 Hubungan suami istri jangan sampai seperti hubungan kerja layaknya atasan dan bawahan. Menurut Widi, salah satu kliennya mempunyai suami yang dominan. Istri tidak boleh kerja, bahkan ikut arisan. "Pokoknya, tugas istri hanya mengurus anak di rumah," ucap Widi.

Hubungan semacam inilah yang harus dihindari karena tidak sehat. "Pilih diam saat suami dalam kondisi marah, sambil mencari celah, kapan bisa masuk bicara dengan suami." Pasalnya, tidak mungkin suami bisa dominan sepenuhnya. "Pasti ada saat melembutnya. Anda juga harus berbicara dengan penuh kelembutan," tambah Widi.

7 Prinsip "diam itu emas" juga bisa dilakukan saat mendiamkan pasangan yang berbuat tidak baik seperti berselingkuh. "Dia tahu pasti suaminya lebih galak kalau ditanya, maka istri mendiamkan tindakan itu," urai Widi.

Bahkan ketika bukti sudah di tangan, suami tetap membantah dan malah menuduh macam-macam. "Suatu saat harus bicara tapi jangan langsung menuduh. Berikan sebuah nilai-nilai. Misal, 'Pak, apa tidak capek pulang kerja selalu malam?' Padahal istri tahu, suami bukan pulang dari kantor," papar Widi.

8 "Diam itu emas" juga bisa mengakibatkan depresi atau stres. Misalnya, orang introvert yang tidak mempunyai keterampilan mengemukakan perasaan, terutama pada pasangan. "Apa yang diterima dari pasangan, menyenangkan atau tidak menyenangkan dia akan diam. Lama-lama dia akan menyimpan bara," urai Widi. Nah, diam seperti ini bukan "emas" tapi ketidakmampuan mengeluarkan pendapat. "Tekanan tersebut bisa jadi penyakit tertentu yang sebenarnya tidak sakit. Seperti mag atau stres," ujar Widi.

Hargai Si Dia

1 Cobalah belajar melakukan komunikasi yang bersifat timbal balik atau setara. Alias, jangan selalu merasa apa yang Anda utarakan sebagai kebenaran mutlak.

2 Hindari melontarkan tuduhan atau memotong pembicaraan pasangan untuk menghindari persepsi yang salah dan merendahkan diri sendiri.

3 Sebaiknya, benar-benar hadir untuk mendengarkan sampai selesai, baru memberikan respons.

4 Hargailah pasangan. Maksudnya, mandiri dalam rumah tangga boleh-boleh saja tapi tidak mungkin 100 persen mandiri. Pasalnya, merasa dibutuhkan pasangan sangat penting baik bagi laki-laki atau perempuan. "Perasaan dibutuhkan itu suatu hal yang tidak ternilai harganya," ucap Widi.

 Noverita K. Waldan