Anda mungkin akan terkejut jika beberapa kebiasaan selama ini, menempatkan Anda termasuk golongan orangtua pemaksa atau permisif. Menurut para ahli, Anda juga dapat menjadi orangtua pemaksa kendari menurut Anda apa yang Anda lakukan terhadap anak remaja telah benar.
"Banyak orang tua salah paham akan peran mereka. Mereka memastikan putra atau putrinya masuk ke sebuah perguruan tinggi bagus, melindungi putra atau putri dari kekecewaan, menyediakan jaring-jaring pengaman ketimbang membiarkan anak pengalaman konsekuensi.," demikian diungkapkan pakar pengasuhan, Leonard Sax, MD, PhD, yang juga dokter keluarga di Chester County, PA, serta penulis "Girls on the Edge and Boys Adrift".
Berikut lima cara mengetahui apakah Anda orangtua permisif atau pemaksa.
1. Tidak ada Rutinitas atau Batas
Bagi banyak orangtua, hidup bisa menjadi terlalu sibuk untuk mengelola pola pengasuhan, terutama jika ini merupakan pekerjaan yang melibatkan anak-anak. Setelah beberapa saat, keluarga kekurangan rutinitas dan ini menyebabkan anak malas, manja maupun tanpa jadwal serta tanggung jawab.
"Semua orang tahu, anak harus memiliki aturan, rutinitas, kebiasaan dan sosialisasi," ungkap Laura Kastner, PhD, penulis buku "Getting to Calm: Cool-Headed Strategies for Parenting Tweens and Teens", juga profesor psikiatri klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Washington. "Akan tetapi bagi orangtua sibuk, mereka ingin ketika pulang tidak mengubah waktu keluarga menjadi waktu yang menyiksa."
Suka atau tidak, satu-satunya cara mengubah situasi menjadi kurang permisif adalah dengan menetapkan batas keluarga.
"Jika Anda mengatakan, 'Kami sekarang akan memiliki waktu tidur' anak-anak akan teratur kembali," ujar Kastner sembari mengingatkan strategi orangtua dalam menegaskan dengan nada suara tenang, tegas, dan bukan tak acuh.
Jika perlu libatkan pasangan dalam hal ini. "Rapatkan visi dan misi dengan pasangan sebanyak mungkin karena anak-anak akan mencari sisi lemah pasangan," kata Kastner. Setelah Anda bisa melewati dua minggu pertama, aturan ini dapat berjalan.
2. Menghindari Konflik
Banyak orangtua merasa lebih mudah menyerah pada tuntutan remaja daripada terlibat dalam argumen. Ini membuat orangtua menjadi lebih lunak. Dan ini mungkin berlaku bagi orang tua yang tidak suka cara ketat sebagaimana mereka dibesarkan.