Jika Si Kecil Batuk: Jangan Anggap Enteng

By nova.id, Kamis, 22 April 2010 | 17:41 WIB
Jika Si Kecil Batuk Jangan Anggap Enteng (nova.id)

Jika anak mengalami asma, yang harus dilakukan adalah menghindari hal-hal atau makanan yang bisa menyebabkan saluran napas menyempit. Setelah itu diberi obat yang dapat melebarkan saluran napas (bronchodilator). "Kalau perlu, diberi obat yang dapat mengurangi bengkak pada saluran napas (inflamasi). Biasanya, jika dilakukan secara teratur selama 6 bulan setiap hari, 80 persen pasien akan sembuh dan 20 persennya akan tetap sampai anak dewasa."

Penyebab BKB berikutnya adalah TBC yang disebabkan oleh kuman. Berbeda dengan orang dewasa, batuk pada balita bukan merupakan gejala utama TBC. "Pada orang dewasa, batuk memang merupakan penyebab utama." Selain batuk, gejala lain yang perlu diperhatikan adalah panas yang tidak hilang-hilang, berat badan yang tidak naik, terdapat penderita TBC di sekeliling anak, atau nafsu makan yang berkurang. "Jika gejala-gejala ini terjadi pada anak, kemungkinan ia memang terkena TBC," ujar Bambang.

Sedangkan pertusis adalah batuk rejan atau batuk seratus hari yang disebabkan oleh kuman. "Biasanya batuknya tidak berlendir dan hebat, sampai-sampai anak tidak bisa menarik napas."

TETAP WASPADA

Batuk akut biasanya lebih ringan. Contohnya, karena flu, radang tenggorok, atau tersedak. Seorang balita memang akan terkena flu, batuk, atau radang tenggorok sekitar 5 sampai 6 kali setahun. "Ini normal saja, tetapi batuknya tidak lebih dari 14 hari dalam satu episode," ujar Bambang.

Meski ringan, tetapi orang tua patut waspada. Pasalnya, ada penyakit yang ditandai oleh batuk akut, misalnya pneumonia. Pneumonia adalah suatu radang atau infeksi paru-paru yang biasanya disebabkan oleh kuman atau bakteri. "Pada balita bahkan dapat menyebabkan kematian," ujar Bambang.

Yang perlu diperhatikan, selain batuk, pneumonia biasanya juga ditandai oleh sesak napas, panas tinggi, dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. "Tetapi yang paling utama adalah sesak napas," ujar Bambang.

Anak usia di bawah 2 bulan, lanjut Bambang, frekuensi napasnya tidak boleh lebih dari 60 kali per menit. Usia dua bulan sampai satu tahun, frekuensi napasnya 50 kali per menit, dan usia satu sampai lima tahun frekuensi napasnya 40 kali per menit. "Anak di bawah dua bulan yang frekwensi napasnya lebih dari 60 kali dalam satu menit, harus segera dibawa ke dokter, karena kemungkinan ia menderita pneumonia," ujar Bambang.

Penyebab batuk akut bisa karena infeksi, baik infeksi karena bakteri atau karena virus. Infeksi yang disebabkan karena bakteri, biasanya ditandai dengan panas tinggi, tenggorokan merah dan bergeranul (leher seperti bengkak). "Atau kalau diperiksa darahnya, lekosit (darah putih)-nya meningkat. Jadi, harus diobati dengan antibiotika. Misalnya, radang tenggorok," ujar Bambang.

OBAT YANG TEPAT

Infeksi yang disebabkan karena virus tidak memerlukan antibiotika. "Yang penting istirahat cukup dan minum banyak air. Batuk semacam ini biasanya akan sembuh sendiri dalam 3 atau 5 hari, misalnya karena flu," ujar Bambang.

Meski ringan, Bambang tetap menganjurkan supaya membawa anak ke dokter. Orang tua boleh saja memberi obat-obatan yang dijual bebas di pasaran. Yang penting, mereka harus tahu apakah batuk anak berlendir atau tidak. Kadang-kadang, obat-obatan yang dijual bebas memang tak menyebutkan apakah obat itu untuk batuk berlendir atau tidak."