Model Asal Ukraina Dikaitkan dengan Pembunuhan Politisi Rusia

By nova.id, Rabu, 4 Maret 2015 | 07:18 WIB
Model Asal Ukraina Dikaitkan dengan Pembunuhan Politisi Rusia (nova.id)

Tabloidnova.com - Seorang ibu sejak beberapa hari lalu telah membuat perhatian warga Rusia teralihkan.

Wanita paruh baya bernama Inna Duritskaya ini mengatakan, putrinya yang seorang model asal Ukraina, Anna Duritskaya (23), saat ini tampaknya sedang 'disandera' di bawah penjagaan ketat pasukan bersenjata di Moskow, Rusia.

Apa yang terjadi dengan sang model asal Ukraina yang disandera pasukan Rusia itu? Sebabnya, diketahui bahwa model asal Ukraina itu memiliki hubungan sangat spesial dengan politisi Boris Nemtsov, pempimpin opisisi Pemerintah Rusia yang saat ini dipimpin oleh Vladimir Putin.

Sementara itu, pada pekan lalu, Boris ditemukan tewas ditembak di bagian punggungnya di Kremlin oleh seseorang yang masih belum terungkap identitasnya. Dan ibunda Anna kepada media mengatakan, beberapa menit setelah Boris ditembak, sempat menghubunginya melalui telepon.

Dalam sambungan telepon itu, kata Inna, sang putri sempat mengatakan telah melihat pemimpin oposisi Rusia dibunuh. Sayangnya, setelah itu sambungan telepon kemudian terputus dan Inna mengaku jadi kesulitan untuk menghubungi putrinya lagi.

Sehingga Inna menduga, saat ini jiwa putrinya tengah terancam dan ditahan di bawah penjagaan pasukan bersenjata di Moskow. Bahkan Inna merasa sangat khawatir putrinya akan dibunuh. Lebih jauh, Inna pun merasa yakin, Pemerintahan Putin akan mengaitkan nama putrinya dengan kematian Boris, seiring terjadinya konflik serius yang menjalar di Ukraina.

"Saya sudah kehilangan koneksi dengan putri saya. Tampaknya mereka sudah mengambil ponsel putri saya," kata Inna di hadapan media nasional di Rusia.

"Saya pikir mereka ingin membuat diri anak saya jadi tampak bersalah, mereka ingin menjebaknya," imbuhnya dengan nada bergetar.

Sebagai ibu, tentu saja Inna sangat berharap Anna dapat kembali ke rumahnya. "Apa alasan mereka menahan Anna? Semua orang pun tahu, Anna tidak ada hubungannya dengan konflik itu! Saya pikir anak saya disandera karena pembunuhan ini dikaitkan dengan Ukraina," duga Inna.

Wajar Inna sangat mengkhawatirkan keselamatan sang putri, lantaran konflik di Ukraina sangatlah sensitif bagi warga Rusia.  "Entah bagaimana saya yakin, penahanan anak saya ini ada hubungannya dengan konflik di Ukraina, dan anak saya bisa menjadi satu-satunya cara termudah untuk menjebaknya."

Namun Inna mengaku, ia sempat dihubungi oleh sejumlah orang penting di Rusia yang mengatakan agar tak perlu cemas atas diri putrinya saat ini. "Mereka menelepon saya dan berkata, 'Anda jangan khawatir, dia (Anna) bukan tersangka. Dia hanya saksi utama. Kami tak ingin membiarkan dia pergi, karena dia adalah saksi utama, tapi Anda tak perlu khawatir.'"'

Inna menjelaskan, ketika malam Boris ditemukan tewas ditembak, Anna memang sedang bersama sang politisi itu. "Mereka baru saja makan malam bersama di sebuah restoran. Ketika akan pulang, Anna menyarankan untuk memesan taksi, namun Boris menolak," paparnya.

"Anna mengatakan, Boris ingin berjalan kaki. Ketika mereka berjalan berdua dan Anna menggenggam tangan Boris, tiba-tiba Anna mendengar beberapa orang bertepuk tangan. Selanjutnya, Boris yang berjalan di sampingnya menjadi lemah lalu terjatuh. Anna sangat ketakutan dan mulai menelepon polisi. Kemudian menelepon saya."

Di telepon, kata Inna, Anna berkata dengan nada panik dan menangis, "Mama, Boris telah dibunuh! Dia ditembak di punggungnya, dia jatuh ke tanah. Dia telah berbohong kepada saya, Mama.... " Kemudian Anna menutup teleponnya.

Selang beberapa lama, lanjut Inna, Anna kembali meneleponnya. "Dia bilang sedang berada di dalam mobil dan sedang ditanyai sejumlah orang. Sepanjang malam itu sampai jam 05.00 pagi Anna mengaku dibawa dari satu kantor polisi ke kantor polisi lain untuk memberikan kesaksiannya."

Sementara itu, pengacara keluarga Anna, Vadim Prokhorov, di Moskow mengatakan, sedang mengusahakan pembebasan model asal Ukraina yang disandera pasukan Rusia itu. "Dia sebenarnya sudah bisa kembali jika perlu, namun penyidik tampaknya masih belum ingin membiarkannya pergi," katanya.

"Sebagai saksi, Anna tak mungkin terhindari dari hal ini, artinya kebebasannya dalam bergerak tentu akan dibatasi. Tapi lebih baik dia jadi tahanan rumah saja, tak ditahan di tempat yang tak diketahui begini. Maka, kami berencana akan mengeluhkan hal ini ke Kantor Jaksa Agung dan ombudsman hak asasi manusia," lanjut Vadim.

Saat ini, apartemen Anna pun tampak dijaga ketat oleh sejumlah petugas. "Dua sampai empat orang telah berjaga-jaga di depan apartemennya," kata Vadim lagi.

Intan Y. Septiani/Tabloidnova.com

SUMBER: DAILY MAIL