Isma Chandra Hamzah (2): Berjodoh Berkat Game Online

By nova.id, Senin, 11 Januari 2010 | 05:27 WIB
Isma Chandra Hamzah 2 Berjodoh Berkat Game Online (nova.id)

Setelah 1,5 tahun menunggu aku baru dinyatakan positif hamil oleh dokter. Memang agak lama aku harus menunggu, makanya ketika dinyatakan positif, semua kegiatan dan pekerjaan aku hentikan. Aku memutuskan segalanya demi sang buah hati. Mas juga tidak keberatan dan sangat menghargai pilihanku itu.

Akhirnya lahirlah anak perempuan kami yang lucu bernama Jihaan Nazira. Kelahiran Jihan yang lucu mengubah kehidupan kami semakin bermakna dan membahagiakan. Tiap malam kami bergantian menimang dan meninabobokan si kecil. Mengasuhnya dalam dekapan kasih sayang karena dia adalah buah cinta kami. Lagi-lagi aku sangat bersyukur atas segala kemudahan yang diberikan kepadaku dan keluargaku. Anak adalah yang terindah dalam hidupku ini.

Aku jadi teringat Mama yang paling aku kasihi, bagiku Mama adalah orang yang paling aku sayangi di dunia ini. Mama adalah segala-galanya karena dia yang berjuang melahirkan, mengasuh, mengurus, membesarkan, dan membimbing aku dari kecil hingga dewasa. Beliau juga pelita hatiku yang selalu menguatkan hati di kala aku rapuh, jatuh, dalam masalah, sedih, duka, atau suka. Aku selalu ingin bisa membahagiakan Mama. Moga-moga aku bisa seperti Mama membesarkan anak-anaknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Ingin Singkirkan Koruptor

Sebelum masuk KPK, pekerjaan Mas adalah seorang pengacara. Sebagai pengacara banyak permasalahan hukum yang bisa Mas selesaikan. Rezeki kami pun mengalir deras, perlahan-lahan kami mulai bisa menempati rumah sendiri di daerah Jatinegara ini. Aku bangga dengan pekerjaan Mas yang gigih dalam bekerja. Pekerjaan Mas memang membuatnya harus pulang malam, tapi aku selalu percaya dengan Mas.

Tapi yang mengejutkan, suatu hari tiba-tiba Mas mengungkapkan keinginannya masuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mendengar keinginan Mas, aku agak takut dan melarangnya masuk. Yang lebih aneh lagi, Mas malah bingung melihat wajah kagetku. Aku ingat waktu itu bilang, "Jangan masuk KPK, Mas, karena risikonya, kan, banyak. Mending jadi orang biasa saja, deh."

Karena sudah terbayang dalam pikiranku, Mas bakal menangani masalah korupsi dan harus berhadapan dengan koruptor yang diusik-usik kekayaannya. Pasti mereka enggak senang dan bakal melakukan tindakan yang kurang menyenangkan. Apalagi kalau melihat kejadian di teve dan film aku jadi ngeri bakal mengalaminya sendiri. Bisa-bisa keluargaku diteror, ih serem banget kalau ingat bayangan itu. Untungnya keinginan Mas kemudian mereda.

Tapi beberapa hari kemudian muncul lagi keinginan itu, sampai-sampai aku bingung sebenarnya apa, sih, yang dicari Mas. Padahal dari hasil pengacara saja kami sudah dikasih banyak rezeki dari Allah. Justru jawaban yang diberikan Mas membuat hatiku trenyuh. "Saya masuk KPK bukan karena masalah uang, kalau rezeki bisa datang dari mana saja, Allah sudah mengatur dan menentukan. Tapi tujuan saya masuk karena terpanggil ingin membersihkan negara ini dari koruptor." Meski begitu aku sekali lagi berusaha meyakinkan, "Benaran, Mas mau masuk KPK." Tapi Mas dengan yakin menjawab," Iya saya serius. Enggak usah takut, kita tidak bakal kelaparan. Saya masuk KPK bukan mencari uang, tapi benar-benar murni panggilan hati," yakin Mas saat itu.

Mendengar jawaban itu, hatiku pun luluh, aku yakin rezeki, jodoh, dan maut ada yang mengatur. Apalagi tujuan Mas, kan, benar. Tapi aku mengajukan satu syarat, Mas harus melakukan segalanya jangan setengah-setengah dan benar. Ternyata begitu diizinkan di tahun 2007, Mas tambah semangat dan akan menepati janji tersebut. Setelah melamar, ikut tes, aku juga enggak tahu ternyata ada tesnya, Mas sudah diterima di KPK sebagai Wakil Ketua KPK Bagian Penindakan. (Dalam website KPK yang bersumber dari Republika, Chandra adalah anggota KPK termuda.)

Ternyata begitu mulai bekerja waktu yang dihabiskan malah gila-gilaan, karena tekad Mas sangat kuat ingin membasmi koruptor. Ketika menjadi pengacara sebenarnya sama saja kerjanya, pulangnya juga malam. Tapi di KPK, meski sudah pulang ke rumah, bisa balik lagi ke kantor, karena ada panggilan tugas. Tapi aku selalu berdoa agar Mas diberi kelancaran dan selamat saat bekerja. Alhamdulillah selama Mas bekerja aku enggak pernah terima teror dari orang-orang yang tidak suka pekerjaan Mas.

Noverita K. Waldan/ bersambung

(Kembali Izma mendapat ujian saat sang suami ditahan karena diduga telah menerima suap. Dukungan dari Facebookers menambah kekuatan Izma. Bagaimana Izma menghadapi masa-masa sulit itu, ikuti kisah selanjutnya.)