Isma Chandra Hamzah (2): Berjodoh Berkat Game Online

By nova.id, Senin, 11 Januari 2010 | 05:27 WIB
Isma Chandra Hamzah 2 Berjodoh Berkat Game Online (nova.id)

Izma tetap aktif bermusik meski jadi karyawati. Hobinya main game online mengantarkan wanita cantik ini bertemu dengan sang pujaan hati.

Musibah mulai menghampiri, mulai dari perusahaan dimana aku bekerja bangkrut, band bubar, otomatis aku tidak mempunyai apa-apa lagi. Inilah masa-masa sulitku. Aku berusaha menguatkan diri dan menyakinkan segala sesuatu sudah diatur Allah. Jadi, aku tidak panik, karena yakin ini hanya bersifat sementara. Tidak lupa aku juga selalu berdoa dan pasrah kepada Allah. Hanya saja aku tidak berani berterus terang kepada orangtua karena tak ingin membuat mereka, terutama Mama, khawatir terhadap diriku.

Benar saja, doa yang aku panjatkan dikabulkan Allah. Aku diterima bekerja di sebuah Servicing Oil Company bernama PT. Mitra Corigo Abadi sebagai Asisten Manager. Aku pun mulai fokus ke pekerjaanku mengikuti berbagai tender di beberapa perusahaan. Lambat laun perusahaan itu makin maju dan berkembang hingga aku bisa pindah kos ke tempat yang mendekati kantor. Bahkan ketika perusahaan itu mengaktifkan sebuah perusahaan lainnya, aku dipercaya menjadi manager perusahaan. Aku sangat bersyukur karena hidupku selalu dipermudah.

Namun jiwaku di dunia musik tidak pernah berhenti. Aku tetap punya obsesi membuat album. Semua aku lakukan sendiri. Mulai dari rekaman, pemilihan lagu, nyanyi, sampai main bas pun sendiri. Album itu produseri Budhy Haryono. Saking sibuknya aku terpaksa melepaskan pekerjaanku. Sayangnya, karena beberapa hal album itu tertunda. Aku pun kembali mencari pekerjaan lagi.

Meski aku sibuk kerja kantoran, tetap saja kalau ada tawaran main musik tak pernah kutolak. Aku pernah gabung di Selimut Band dimana semua anggotanya cowok. Juga di Geger band, menggantikan personel bass nya yang keluar. Kami sibuk manggung di berbagai stasiun teve dan acara khusus. Bisa dibayangkan betapa sibuknya aku waktu itu.

Meski asyik bermusik, aku tetap tak mengabaikan pekerjaan kantor. Kalau, toh, tidak selesai, selalu aku bawa ke rumah. Nah, aku menyelesaikannya di warnet. Karena jadi pelanggan tetap, aku pun kenal dengan pemiliknya yang ternyata salah satu jebolan FH UI. Suatu hari dia kedatangan teman-temannya dari UI. Salah satunya, Mas Chandra Hamzah. Nah, aku pun dikenalkan.

Main Game Semalaman

Pertama ketemu Mas Chandra tidak langsung tertarik. Maklum saat itu aku baru saja putus pacaran. Suasana hatiku juga kurang enak lantaran baru saja putus pacaran. Jadi malas mau ngobrol dengan lelaki. Tapi lama-lama hubungan kami makin dekat karena ternyata kami sehobi, yaitu main game online. Kalau ketemu yang dibicarakan, ya tentang game itu. Tumbuh perasaan sayang yang teramat dalam karena serunya game online.

Berbeda dengan pasangan lain, kami jarang ke mal atau nonton, yang paling penting kalau semua pekerjaan selesai, kami main game online. Hahaha. Kurang lebih setengah tahun kami berhubungan akhirnya kami memutuskan menikah Desember 2002. Aku tahu Mas pernah menikah dan bercerai, bahkan pernah aku tanyakan langsung ke Mas. Tapi aku, kan, menikah dengan kehidupan Mas yang sekarang bukan yang lalu. Pernikahan Mas pertama sudah lama sekali berlalu jadi enggak ada hubungannya. Ibaratnya sudah basi banget. Ha ha ha.

Aku memutuskan menerima lamaran Mas karena dalam waktu relatif singkat aku bisa melihat dia apa adanya, baik, penyayang, pengertian, itu sudah nilai lebih buatku. Mas juga tidak pernah mengada-ada, orangnya lucu, tegas, dan melindungi. Aku sangat menyayangi Mas, sebaliknya Mas juga begitu. Disitulah aku melihat keseriusan Mas saat melamarku dan kelak dalam berumah tangga. Aku juga tahu profesi Mas adalah seorang pengacara dan sedang disibukkan membangun law firm bersama sahabatnya.

Setelah menikah di Bandung, kami tidak langsung punya rumah tapi menempati rumah kontrakan selama 1,5 tahun di daerah Bendungan Hilir, Jakarta. Aku juga masih menekuni pekerjaan sebagai karyawati, main band bersama Geger, malah sempat bergabung dengan Band Cabin dan Magnet. Setelah menikah hobi kami main game ternyata tidak bisa berhenti malah semakin parah, bisa dari malam sampai pagi main game. Kayaknya jarang ya ada pasangan seperti itu. Ha ha ha.

Setelah 1,5 tahun menunggu aku baru dinyatakan positif hamil oleh dokter. Memang agak lama aku harus menunggu, makanya ketika dinyatakan positif, semua kegiatan dan pekerjaan aku hentikan. Aku memutuskan segalanya demi sang buah hati. Mas juga tidak keberatan dan sangat menghargai pilihanku itu.

Akhirnya lahirlah anak perempuan kami yang lucu bernama Jihaan Nazira. Kelahiran Jihan yang lucu mengubah kehidupan kami semakin bermakna dan membahagiakan. Tiap malam kami bergantian menimang dan meninabobokan si kecil. Mengasuhnya dalam dekapan kasih sayang karena dia adalah buah cinta kami. Lagi-lagi aku sangat bersyukur atas segala kemudahan yang diberikan kepadaku dan keluargaku. Anak adalah yang terindah dalam hidupku ini.

Aku jadi teringat Mama yang paling aku kasihi, bagiku Mama adalah orang yang paling aku sayangi di dunia ini. Mama adalah segala-galanya karena dia yang berjuang melahirkan, mengasuh, mengurus, membesarkan, dan membimbing aku dari kecil hingga dewasa. Beliau juga pelita hatiku yang selalu menguatkan hati di kala aku rapuh, jatuh, dalam masalah, sedih, duka, atau suka. Aku selalu ingin bisa membahagiakan Mama. Moga-moga aku bisa seperti Mama membesarkan anak-anaknya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

Ingin Singkirkan Koruptor

Sebelum masuk KPK, pekerjaan Mas adalah seorang pengacara. Sebagai pengacara banyak permasalahan hukum yang bisa Mas selesaikan. Rezeki kami pun mengalir deras, perlahan-lahan kami mulai bisa menempati rumah sendiri di daerah Jatinegara ini. Aku bangga dengan pekerjaan Mas yang gigih dalam bekerja. Pekerjaan Mas memang membuatnya harus pulang malam, tapi aku selalu percaya dengan Mas.

Tapi yang mengejutkan, suatu hari tiba-tiba Mas mengungkapkan keinginannya masuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Mendengar keinginan Mas, aku agak takut dan melarangnya masuk. Yang lebih aneh lagi, Mas malah bingung melihat wajah kagetku. Aku ingat waktu itu bilang, "Jangan masuk KPK, Mas, karena risikonya, kan, banyak. Mending jadi orang biasa saja, deh."

Karena sudah terbayang dalam pikiranku, Mas bakal menangani masalah korupsi dan harus berhadapan dengan koruptor yang diusik-usik kekayaannya. Pasti mereka enggak senang dan bakal melakukan tindakan yang kurang menyenangkan. Apalagi kalau melihat kejadian di teve dan film aku jadi ngeri bakal mengalaminya sendiri. Bisa-bisa keluargaku diteror, ih serem banget kalau ingat bayangan itu. Untungnya keinginan Mas kemudian mereda.

Tapi beberapa hari kemudian muncul lagi keinginan itu, sampai-sampai aku bingung sebenarnya apa, sih, yang dicari Mas. Padahal dari hasil pengacara saja kami sudah dikasih banyak rezeki dari Allah. Justru jawaban yang diberikan Mas membuat hatiku trenyuh. "Saya masuk KPK bukan karena masalah uang, kalau rezeki bisa datang dari mana saja, Allah sudah mengatur dan menentukan. Tapi tujuan saya masuk karena terpanggil ingin membersihkan negara ini dari koruptor." Meski begitu aku sekali lagi berusaha meyakinkan, "Benaran, Mas mau masuk KPK." Tapi Mas dengan yakin menjawab," Iya saya serius. Enggak usah takut, kita tidak bakal kelaparan. Saya masuk KPK bukan mencari uang, tapi benar-benar murni panggilan hati," yakin Mas saat itu.

Mendengar jawaban itu, hatiku pun luluh, aku yakin rezeki, jodoh, dan maut ada yang mengatur. Apalagi tujuan Mas, kan, benar. Tapi aku mengajukan satu syarat, Mas harus melakukan segalanya jangan setengah-setengah dan benar. Ternyata begitu diizinkan di tahun 2007, Mas tambah semangat dan akan menepati janji tersebut. Setelah melamar, ikut tes, aku juga enggak tahu ternyata ada tesnya, Mas sudah diterima di KPK sebagai Wakil Ketua KPK Bagian Penindakan. (Dalam website KPK yang bersumber dari Republika, Chandra adalah anggota KPK termuda.)

Ternyata begitu mulai bekerja waktu yang dihabiskan malah gila-gilaan, karena tekad Mas sangat kuat ingin membasmi koruptor. Ketika menjadi pengacara sebenarnya sama saja kerjanya, pulangnya juga malam. Tapi di KPK, meski sudah pulang ke rumah, bisa balik lagi ke kantor, karena ada panggilan tugas. Tapi aku selalu berdoa agar Mas diberi kelancaran dan selamat saat bekerja. Alhamdulillah selama Mas bekerja aku enggak pernah terima teror dari orang-orang yang tidak suka pekerjaan Mas.

Noverita K. Waldan/ bersambung

(Kembali Izma mendapat ujian saat sang suami ditahan karena diduga telah menerima suap. Dukungan dari Facebookers menambah kekuatan Izma. Bagaimana Izma menghadapi masa-masa sulit itu, ikuti kisah selanjutnya.)