Sarfilianty Anggiani, Motivator Bukan Superman

By nova.id, Minggu, 22 November 2009 | 19:15 WIB
Sarfilianty Anggiani Motivator Bukan Superman (nova.id)

Sarfilianty Anggiani Motivator Bukan Superman (nova.id)
Sarfilianty Anggiani Motivator Bukan Superman (nova.id)
Sarfilianty Anggiani Motivator Bukan Superman (nova.id)

"Kiprah Efie membuahkan penghargaan Indonesia Women Awards 2009 (Foto: Dok. Pribadi) "

Seperti apa kesibukan Anda sekarang?Sekarang saya rutin menulis kolom di Sriwijaya Pos (Sumatera Selatan), menjadi narasumber untuk sesi karier dan pengembangan diri di sebuah majalah, memberi training dan outbond, juga rutin menjadi pembicara talkshow dan seminar. Mengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti juga merupakan kewajiban saya yang lain.

Bagaimana ceritanya sampai 'kecemplung' di dunia motivasi?Awalnya, saya melihat mahasiswa sekarang motivasinya lebih rendah dibanding zaman saya dulu. Apalagi saya mengajar di universitas swasta yang kebanyakan mahasiswanya notabene anak orang punya duit. Kegigihan mereka untuk belajar dan bekerja keras juga kurang. Akibatnya saya berpikir, saya memotivasi mereka supaya mereka mampu menyelesaikan kelas saya dengan nilai baik. Lalu saya coba memotivasi di lingkungan luar kampus dengan membuat perusahaan konsultan akhir 2005. Awalnya saya memotivasi guru-guru karena mereka bagian yang betul-betul penting dalam pengembangan SDM di Indonesia. Ternyata responnya bagus, 2007 saya sempat memberikan training untuk 20 ribu lebih guru di Sumatra Selatan. Setelah saya motivasi, saya melihat ada perubahan, mereka jadi lebih semangat. Guru, kan, biasanya hanya datang terus mengajar. Setelah saya motivasi, mereka jadi semangat untuk berkembang. Misalnya ikut lomba ilmiah. Ternyata memotivasi itu enggak sulit.

Apa sih yang membuat orang jadi kurang termotivasi?Saya lihat mereka karena kurang informasi. Tidak terlalu menuntut prestasi, jadi mereka merasa cukup segini aja, apalagi di daerah terpencil. Kalau mahasiswa yang kurang motivasi itu biasanya karena segala sesuatu sudah disediakan oleh orangtuanya. IP hanya 1,9 padahal ke kampus naik mobil. Apa sih yang kurang? Ternyata yang kurang adalah tidak adanya orang yang bisa memicu semangatnya. Mereka juga enggak tahu apa tujuan hidupnya. Itu yang paling penting, target akan ada kalau mereka punya tujuan.

Ada yang datang sendiri dan mengeluh karena kurang motivasi?Ya sering, selain itu juga ada yang lewat SMS, telepon, email. Saya selalu berusaha jawab walaupun kadang butuh waktu lama.

Kesan pertama bertemu Anda, Anda sangat percaya diri dan bersemangat.Ya, inilah saya. Saya menjadi pribadi yang seperti ini pertama karena saya anak tertua. Didikan orangtua saya keras, adik saya enam. Pengalaman hidup membuat saya menjadi seperti ini, saya melihat orangtua jatuh bangun berkali-kali, ini yang membuat saya yakin kalau kita mau berjuang, kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri.