Sarfilianty Anggiani, Motivator Bukan Superman

By nova.id, Minggu, 22 November 2009 | 19:15 WIB
Sarfilianty Anggiani Motivator Bukan Superman (nova.id)

Pernah ada kasus harus memberikan motivasi disaat sedang 'down'?Pernah suatu kali suami saya kena demam berdarah, waktu itu trombositnya hanya 15 ribu. Saya harus ke Surabaya memberi motivasi padahal suami saya setengah enggak sadar. Saya izin pada suami 'Ayah, saya harus ke Surabaya karena sudah janji, semua sudah disiapkan. Kalau ada apa-apa gimana?' Suami saya bilang 'Saya ikhlas' dan saya pun berangkat. Waktu itu suami saya sakit di Palembang, saya berangkat pakai pesawat pertama ke Surabaya bercucuran air mata, memberi motivasi dalam keadaan dilema, lalu saya langsung terbang lagi ke Palembang.

Anda berhasil memotivasi ribuan orang. Bagaimana dengan putra-putri Anda sendiri?Lebih sulit. Saya punya 5 anak dengan kepribadian yang berbeda-beda, jadi cara memotivasinya juga berbeda-beda. Tapi mereka juga terbebani dengan punya ibu motivator yang jadi panutan banyak orang, jadi ada positifnya juga.

Menjadi satu dari sedikit motivator perempuan di Indonesia, merasa terbebani enggak?Menurut saya itu bukan beban, justru peluang. Tapi itu memang memberi keuntungan buat saya sebagai perempuan yang lebih mudah melakukan pendekatan sama ibu-ibu. Posisi perempuan itu penting sekali, terutama sebagai ibu. Keberhasilan anak manusia kan ditentukan oleh ibunya. Sentuhan kasih sayangnya yang bisa memotivasi suami, di sisi lain ibu juga yang bisa menghancurkan suami. Misalnya dengan mulai 'Pah, itu tetangga beli rumah baru, kita kapan?'.

Kesibukan terakhir?Saya sedang menulis buku kedua, masih tentang motivasi dan etika tapi khusus untuk remaja. Targetnya akhir tahun terbit.

SITA DEWI