Jika Anak Susah Konsentrasi

By nova.id, Senin, 22 Maret 2010 | 00:20 WIB
Jika Anak Susah Konsentrasi (nova.id)

Namanya anak, memang mudah beralih perhatiannya. Tapi tak berarti orang tua tak bisa meningkatkan konsentrasinya agar lebih baik.

"Aduh, anakku, kok, enggak bisa diam, sih! Baru duduk sebentar, sudah mau menonton Teletubbies. Teve baru dipasang, malah jalan-jalan. Jangan-jangan anak saya sulit berkonsentrasi," keluh seorang ibu.

Sulit konsentrasi, kata psikolog Dra. Rosemini A. Prianto, MPsi atau biasa dipanggil Romi, adalah bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, untuk suatu pekerjaan, dia tidak bisa menuntaskannya. "Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah, tak memberi perhatian. Dan itu terjadi pada semua hal." Tapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya.

Hal senada dijelaskan dr. H. Irawan Mangunatmadja, SpA, dari Bagian Saraf Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. "Anak yang susah konsentrasi, biasanya memiliki gangguan atau kelainan. Misalnya saja, hiperaktif."

MASIH WAJAR

Kendati demikian, orang tua tetap tak bisa langsung menyimpulkan anaknya mengalami gangguan konsentrasi. Irawan mengingatkan, jika anak usia batita tampak tak bisa diam, seolah hiperaktif, mungkin sebenarnya normal. "Anak usia batita biasanya memang tak bisa diam. Masalahnya, ia memang sedang berada dalam fase eksplorasi. Maunya ke sana kemari, menjelajah. Itu masih wajar, kok." Kalau memang si anak tak mengalami kelainan semisal hiperaktif, lanjutnya, "Kalau disuruh diam, ya, dia akan diam."

Beda dengan anak berkelainan. Cirinya, kelewat aktif. "Anak yang hiperaktif malah sama sekali tak bisa konsentrasi pada semua hal. Beda dengan anak normal yang mungkin hanya pada hal-hal tertentu saja," papar Irawan lebih lanjut.