Jika Anak Susah Konsentrasi

By nova.id, Senin, 22 Maret 2010 | 00:20 WIB
Jika Anak Susah Konsentrasi (nova.id)

Baru di usia sekitar 4-5 tahun, jelas Romi dalam kesempatan terpisah, anak mampu berkonsentrasi. Sementara anak balita, "Kalau bisa konsentrasi 5 menit saja, secara umum dapat dikatakan konsentrasinya cukup baik." Bila lebih dari 5 menit, berarti si anak memang lebih dibanding rata-rata anak umumnya. Nah, jika si kecil berumur 5 tahun memegang sesuatu lalu sesaat kemudian sudah dilempar (benda apa saja), berarti ada sesuatu dengan diri si anak.

FAKTOR PENYEBAB

Menurut Romi, penyebab sulit konsentrasi pada anak bisa karena faktor lingkungan, tapi bisa juga karena ada masalah dalam dirinya. Dengan kata lain, ada faktor eksternal dan internal. Untuk faktor lingkungan, misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. "Lingkungan mempengaruhi konsentrasinya," jelas Romi. Sedangkan faktor internal antara lain adanya gangguan perkembangan otak, sehingga anak cenderung jadi hiperaktif. "Ada kaitannya dengan hormon.

Kalau hiperaktif, maka hormon yang dihasilkan lebih banyak. Kalau anaknya lamban, maka neurotransmitter-nya kurang." Konsentrasi atau perhatian, papar Irawan, biasanya berada di otak daerah frontal (depan) dan parientalis (samping).Nah, gangguan di daerah ini bisa menyebabkan kurang atensi atau perhatian. "Jadi, karena sistem di otak dalam memformulasikan fungsi-fungsi aktivitas, seperti penglihatan, pendengaran, motorik, dan lainnya, di seluruh jaringan otak itu terganggu, maka anak tidak dapat berkonsentrasi karena input yang masuk ke otak terganggu. Akibatnya, stimulasinya pun tak bagus," jelas Irawan. Gangguan ini bukan merupakan bawaan melainkan didapat, semisal karena terkena infeksi otak.

PENGOBATAN & TERAPI

Selain faktor eksternal dan internal, papar Romi, faktor psikologis pun turut berperan. Umpamanya, anak mendapatkan suasana di "sekolah" yang berbeda dengan suasana di rumah. Anak kaget, misalnya karena punya teman yang lebih berani. Ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya, konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran jadi berkurang. "Jadi, ini karena pengaruh masalah kepribadian atau sosialisasi."