Pasien biasanya datang ke dokter dengan gejala. Misalnya, keluhan demam, nyeri, sakit kepala, dan sebagainya. Menurut dr. T. Bahdar Johan, Sp.PD., gejala memang hal penting dalam penanganan sebuah penyakit. "Saat wawancara atau anamnesa, dokter akan menanyakan gejala. Setelah itu, dokter baru mencari ke arah mana penyakitnya. Jadi, gejala merupakan pintu untuk menguak tabir penyakit yang diderita pasien," katanya.
Gejala yang sebaiknya dicermati dilihat dari tiga aspek, yakni derajat, kronisitas, dan kekambuhannya. Misalnya, nyeri. Harus diwaspadai kalau pasien datang dengan nyeri hebat. Waspadai pula nyeri yang sudah berlangsung lama sebab bisa saja ada penyakit berat di baliknya. Selain itu, kekambuhan (recurrent) nyeri juga perlu diperhatikan.
Nah, apa saja gejala yang perlu kita waspadai? Ikuti saja penjelasan Bahdar berikut ini.
Nyeri
Secara umum, nyeri merupakan gejala yang banyak dikeluhkan pasien. Derajatnya pun bermacam-macam, dari yang ringan sampai yang berat. Misalnya, nyeri karena jantung yang unstable (tidak stabil). "Biasanya kambuh-kambuhan. Nyeri muncul kalau berjalan atau olahraga sedikit dan capek. Atau, kalau dada kiri mendadak nyeri hebat, hati-hati kemungkinan miokard infark (MCI) atau juga emboli paru," jelas Bahdar.
Nyeri Perut
Menurut Bahdar, nyeri perut termasuk paling susah dicari penyebabnya. Pasalnya, gejala ini memiliki kemungkinan penyakit yang banyak dan penyebarannya bisa ke mana-mana. Berikut beberapa kemungkinan yang diuraikan oleh Bahdar:
a. Nyeri perut akut bisa merupakan gejala pecahnya kista.
b. Jika ibu hamil datang ke dokter dengan nyeri akut, perlu diwaspadai kemungkinan KET (kehamilan ektopik terganggu) atau perdarahan di perut.
c. Lokasi paling dominan saat nyeri perut akut terjadi juga harus dilihat. "Kalau daerah perut atas, bisa jadi maag akut atau radang empedu. Kalau turun ke perut kanan bawah, biasanya usus buntu akut," jelas spesialis penyakit dalam di RS Premier Bintaro ini.
d. Pada perempuan, nyeri di perut kiri dan kanan bisa jadi akibat radang aneksitis, kista ovarium terpelintir, atau KET.
e. Gejala pada poin d juga bisa timbul pula karena trombosis (penyumbatan) pembuluh darah usus. Biasanya, jika penyumbatannya cukup luas, akan terjadi nekrosis atau mati setempat pada jaringan tubuh. Biasanya dipilah, apakah infeksi atau bukan. Kalau infeksi, biasanya didahului dengan demam.
f. Radang empedu juga kerap menimbulkan nyeri hebat. Di sini, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan atau penyakit pasien. Misalnya, apakah punya riwayat sakit maag kronis, pernah sampai muntah darah, atau BAB hitam. Jika ya, kemungkinan telah terjadi kebocoran lambung.
g. Bila gejala pada poin f sangat sangat akut padahal sebelumnya baik-baik saja, bisa jadi batu empedu yang turun.
h. Sifat nyeri perut juga harus dilihat, bila hilang timbul (kolik) biasanya berkaitan dengan batu empedu atau batu ginjal.
Dalam menangani gejala nyeri perut ini, dokter juga akan menilai hemodinamik pasien seperti tensi darah. Misalnya, jika pasien datang dengan tensi turun, pucat, nadi berdetak cepat seperti kekurangan darah. Bila gejala ini terjadi, Anda sebaiknya berhati-hati sebab kemungkinan telah terjadi KET.
Sakit Kepala
Hati-hati jika sakit kepala muncul tiba-tiba (akut) dan sangat nyeri sebab kemungkinan telah terjadi perdarahan. Nyeri kepala kronis juga pertanda aneurisme atau pelebaran pembuluh darah abnormal, yang merupakan cikal bakal stroke atau tumor otak. Awalnya mungkin belum begitu nyeri karena belum mendesak ruang di otak. Tetapi, makin lama nyerinya akan makin hebat.
Nyeri kepala juga perlu diwaspadai jika disertai muntah tanpa sebab. Pasalnya, gejala ini mengarah ke tumor, peradangan otak, atau radang selaput otak (meningitis). Pada meningitis, biasanya didahului demam, baru kemudian timbul sakit kepala.
Demam berdarah (DB) juga tak jarang disertai nyeri kepala hebat hingga pasien harus dirujuk ke neurolog. "Tapi, kadang-kadang enggak ketemu latar belakang penyakit lain. Jadi, memang DB disertai nyeri kepala hebat," jelas Bahdar.
Akan tetapi, sakit kepala yang relatif ringan seperti migrain atau tension headache karena tegang, capek, lelah, emosi tinggi, atau stres, umumnya sembuh setelah penderita beristirahat. "Biasanya sudah segar pas bangun tidur," kata Bahdar.
Demam
Demam memiliki banyak penyebab dan merupakan gejala berbagai macam penyakit. Bisa karena infeksi bakteri, jamur, virus, parasit, atau gangguan non-infeksi (kelebihan hormon tiroid). Demam pun bisa terjadi akibat olahraga hebat di bawah temperatur tinggi (heat stroke). Kadang-kadang obat pun ada yang memicu demam (drug fever).
Low Back Pain
Istilah lainnya, nyeri punggung bagian bawah. Gejala ini lebih banyak terjadi karena masalah tulang belakang atau jaringan ikat, misalnya otot tegang sampai hernia. Jika nyerinya agak ke atas dan kronik, padahal kondisi pasien secara fisik terkadang masih bagus, kemungkinan TBC tulang. Nyeri kronik juga harus diwaspadai karena bisa jadi merupakan gejala metastatis kanker atau tumor kelenjar. Namun biasanya ada gejala lain yang menyertai, seperti demam lama, penurunan berat badan, nafsu makan menurun. Jika penyebabnya karena cedera olahraga, biasanya nafsu makan bagus dan berat badan tidak turun.
Rasa Tak Nyaman di Dada
Gejala ini juga memiliki cukup banyak penyebab. Mulai dari psikis (stres), otot, rangka tulang, jantung, dan paru (terutama pada pleura). Jika pasien merasakan nyeri hebat di dada dan sesak, kemungkinan telah terjadi emboli (penyumbatan pembuluh darah) paru.
Biasanya hal ini tidak terjadi begitu saja. Misalnya, paginya patah tulang, besoknya baru terasa sesak. Oleh karena itu, gejala ini memang harus dinilai dari sisi derajat, lokasi, dan sebagainya. Ringan bila terjadi pada otot dan sampai yang berat emboli paru. Tapi, kalau penyebabnya tulang, biasanya disebabkan pergerakan yang salah atau salah ketika mengangkat benda berat.
Bila hal ini terjadi, pasien biasanya diminta melakukan pergerakan otot. Kalau terasa sakit atau titik sakitnya ditemukan, berarti penyebabnya otot atau tulang iga. Kalau tidak sakit dan tidak bisa meraba lokasi titik nyerinya, kemungkinan gangguan di jantung.
Nyeri Samar
Nyeri yang tidak jelas di mana dan dari mana asalnya juga harus diwaspadai. Seringkali nyeri semacam ini merupakan gejala kasus keganasan tumor. Misalnya, limfoma. Tapi limfoma juga disertai gejala lain, seperti demam dalam waktu yang lama, nafsu makan turun, dan sebagainya. Selain itu, ada juga nyeri samar yang berpindah-pindah tempat dan bersifat kronis atau fibromyalgia. Nah, gejala ini tidak berbahaya tetapi mengganggu dan biasanya karena alasan psikologis. Nyeri lain adalah nyeri pada persendian, pengapuran lutut, Lupus, juga rematik arthritis.
Hasto Prianggoro