Komunikasi Dalam Keluarga

By nova.id, Jumat, 17 Agustus 2012 | 23:27 WIB
Komunikasi Dalam Keluarga (nova.id)

Komunikasi Dalam Keluarga (nova.id)

"Ilustrasi "

Sesuatu yang Perlu Dibicarakan

Melakukan hobi bersama keluarga dapat membantu menjaga komunikasi mengalir antar orang tua dan anak. Upayakan terus mengelola kebersamaan salah satu nya melalui hobi bersama keluarga bahkan hingga mereka beranjak remaja.

Anak-anak remaja tumbuh bersama kepentingan akan eksistensi di hadapan peer group (rekan sebaya). Jangan anggap ini sebagai ancaman. Anda tak perlu menghilangkan  kontinuitas kebersamaan keluarga.

Peluang komunikasi masih terbuka  dari:

-    Membicarakan pencapaian : misal anak memiliki minat menulis blog, novel, menggambar dan sebagainya. Pancing anak menceritakan apa yang telah dilakukan dengan hobinya dan semangati agar dirinya selalu menjadi lebih baik.

-    Kenangan bersama : libatkan anak dalam rutinitas bulanan atau tahunan Anda. Agendakan aktivitas menyenangkan bersama keluarga minimal setahun sekali dimana anak bisa merasakan kenangan yang indah bersama keluarga.

-    Berbagi cerita : berikan perhatian dan konsentrasi terbaik Anda ketika anak berbagi cerita tentang sekolah atau teman-temannya. Saat anak menginjak remaja dan mampu berbicara prestasi dalam konteks keluarga seperti "saya mampu berlari maraton berkilo-kilo meter bersama ayah di akhir pekan" merupakan tanda identitas kekeluargaan telah mulai dimilikinya. Dan, jadikan meja makan sebagai tempat paling menyenangkan untuk anak berbicara.

Ketika aktivitas keluarga telah terbangun dengan kepentingan dan pencapaian bersama, akan menciptakan peluang lebih menegaskan posisi keluarga di mata anak, membangun pola pikir lebih positif, membangun kebiasaan baik dalam percakapan keluarga hingga akhirnya memperkuat ikatan kepercayaan diantara anggota keluarga.

Pentingnya Identitas Keluarga

Identitas perlu dimiliki setiap orang termasuk identitas bersama yakni keluarga. Jika seseorang tidak merasa menjadi bagian penting dari keluarga, mereka akan mencari cara memainkan peran tersebut di tempat lain. Alternatifnya adalah kelompok sebaya, geng, dan komunitas lain. Dikhawatirkan kelompok negatif justru lebih menarik perhatian anak remaja.

Sebuah berita menjelaskan  tentang mantan anggota geng yang usai menjalani penjara. Mereka menuturkan alasan ketika bergabung dalam sebuah geng, di sana mereka mampu menemukan kepedulian dan perhatian yang tak dimilikinya dari keluarga. Dalam kelompok inilah mereka menemukan identitas dan peran yang dianggap penting, yang tidak didapatkan ketika menjadi anggota keluarga.