Memakai serum adalah salah satu cara untuk mempertahankan keindahan kulit. Sudah tepatkah cara Anda memanfaatkannya?
Istilah serum dalam dunia kecantikan agak berbeda dari serum dalam bidang biologi dan kedokteran. "Dalam biologi atau kedokteran, istilah serum dipakai untuk menerangkan tentang cairan kekuning-kuningan yang terpisah sewaktu darah membeku," ujar dr. Tridia Sudirga, Sp.KK, dermatologis dan venerologis dari Puan Jakarta Boutique Clinic.
Sedangkan, dalam kosmetika, serum merupakan bahan cair yang kandungannya sebagian besar asam amino, dan penggunaannya dioleskan langsung ke kulit. Bahan dasar serum biasanya air dan emulsi (air dalam minyak atau minyak dalam air) ditambah bahan-bahan tambahan lain, misalnya vitamin C atau E.
1. Serum Vitamin C Kandungan serum vitamin C berbeda-beda, mulai 5 sampai 20 persen. Biasanya, dokter tidak akan meminta pasien langsung memakai serum berkadar tinggi untuk membiarkan kulit pasien beradaptasi. Menentukan prosentase serum yang cocok dengan kulit, amat tergantung pada tujuan pemakaian. Untuk pencegahan penuaan dini, bisa dipakai serum berkadar vitamin C rendah. Tapi untuk pengobatan, biasanya dipakai kadar yang tinggi, antara 15-20 persen.
Manfaat serum vitamin C antara lain merangsang pembentukan kolagen kulit, sebagai water holder (menyimpan air), membuat kulit tidak kering, dan lembap, serta sebagai wound healing (mengobati luka). Perawatan dengan serum vitamin C sebelum tindakan laser, akan mempercepat dan menyempurnakan hasil pasca-laser. Selain itu juga sebagai antioksidan terhadap polusi.
Dengan sifatnya yang merangsang pembentukan kolagen di bawah kulit, serum vitamin C sangat baik dipakai orang yang mempunyai vlek sangat tebal di kulit. Pengolesan langsung serum vitamin ke kulit menjadi sangat penting, karena nutrisi yang masuk lewat makanan tidak semuanya bisa langsung dirasakan oleh kulit. "Itu sebabnya perlu menggunakan vitamin topikal (langsung ke kulit)," papar Tridia.
Ada 2 serum vitamin C, yaitu L-ascorbic acid yang larut dalam air (water soluble) dan ascorbil palmitat yang larut dalam minyak (oil soluble).
Kelemahan serum vitamin C adalah sifatnya yang sangat mudah berubah di suhu kamar, khususnya vitamin C murni. "Biasanya dua atau tiga kali pemakaian sudah berubah tidak efektif lagi," kata Tridia. Vitamin C yang lebih tahan lama biasanya telah dicampur dengan zinc, bahan-bahan lain, atau memang bentuk vitamin C-nya dari sono-nya memang sudah stabil (misalnya L-ascorbic acid). Karena itulah, serum vitamin C biasanya dikemas dalam botol kecil berwarna kecokelatan, agar tidak mudah teroksidasi.
Hati-hati jika membeli produk kosmetika yang diiming-imingi mengandung vitamin C. "Karena cepat berubah tadi, maka kosmetika yang sudah dibuka kemasannya, dalam dua atau tiga kali pemakaian sering sudah tidak bermanfaat lagi," terang Tridia.
Soal cara pemakaian, ada beberapa jenis serum vitamin C yang diklaim bisa meresap masuk dan bertahan di dalam kulit selama 48 sampai 72 jam meskipun kulit dibilas air. "Secara logika, itu berarti bisa dipakai 3 hari sekali. Namun kebanyakan dalam anjuran pemakaian, serum sebaiknya dipakai sekali setiap hari," lanjutnya.
2. Serum Vitamin E Vitamin E bersifat larut dalam lemak (fat soluble), dan banyak terdapat dalam minyak lembaga gandum, padi-padian, kuning telur, dan hati sapi. Secara garis besar, manfaat vitamin E adalah antioksidan dan penghilang radikal bebas,
Manfaat serum Vitamin E antara lain melembapkan. "Pemakaian secara rutin akan mempertahankan pelembap alami (natural moisturizing factor) di kulit. Juga melindungi kulit dari polusi yang ada di sekitar kita, seperti dari asap rokok, atau sinar matahari," ujar Tridia. Oleh sebab itu, pemakaian serum yang dioleskan rata ke seluruh permukaan kulit wajah, tangan, dan leher setiap hari, sangat dianjurkan.
Serum vitamin E juga baik dipakai untuk perawatan rambut, dengan cara melapisi batang rambut sehingga batang rambut lebih terlindungi. Dengan berbentuk serum, kandungan vitamin E tidak hanya akan melindungi batang rambut, tapi juga bisa menembus kulit bagian dermis. "Ini berbeda dengan sampo atau produk rambut bervitamin lain, yang tak bisa mencapai lapisan kulit bagian dalam, melainkan hanya melapisi kulit kepala dan batang rambut," lanjutnya.
Namun, hati-hati terhadap iklan sampo yang mencantumkan penambahan segala macam vitamin dalam kandungannya. "Kandungan vitamin E memang bersifat antioksidan, tapi bukan antioksidan untuk rambut, melainkan untuk samponya, agar tidak teroksidasi sehingga tidak cepat tengik." Seperti kebanyakan vitamin lain, sebagai nutrisi rambut, vitamin E paling baik dipakai dalam bentuk konsumsi oral.
3. Serum Kolagen Kolagen adalah "lem" tubuh, karena merupakan komponen protein pembentuk struktur kulit, otot, dan pembuluh darah yang berbentuk serat tripel heliks. Secara alamiah, sedikitnya satu persen kolagen kita hilang setiap tahun. Karenanya, pada usia 30 tahun, manusia kehilangan kolagen sekitar 15 20 persen. Pada usia 50 tahun yang hilang mencapai 35 40 persen.
Itu sebabnya, saat kolagen semakin menipis, kulit berangsur kendur, berkerut, dan penuh guratan. "Ibarat bantal kurang kapuk, sarungnya tampak peyot dan kusut. Asupan makanan yang mengandung vitamin C sangat membantu pembentukan kolagen," kata Tridia.
Dari luar, orang sering memakai serum kolagen. Serum kolagen berisi kolagen dari binatang atau tumbuhan, misalnya gandum. Serum ini mengandung asam amino, yang gunanya melembapkan dan memberi nutrisi pada kulit. Selain itu, juga melembutkan dan menyamarkan keriput akibat penuaan kulit.
Akan tetapi, "Sebetulnya, fungsi pemberian nutrisi bagi kulit lewat serum kolagen masih menjadi bahan perdebatan. Memberi nutrisi pada kulit bukanlah perkara semudah mengoleskan krim di kulit, karena nutrisi yang dibutuhkan oleh kulit dihasilkan lewat makanan yang langsung masuk ke dalam tubuh. Bukan lewat olesan dari luar," terang Tridia.
Kesulitan utama kolagen buatan untuk menembus epidermis kulit karena ukuran molekulnya yang besar, diatas 15.000 Dalton. Sedangkan molekul terbesar yang bisa menembus kulit hanya 5.000-an Dalton. "Jadi, sekali lagi, iming-iming produk kosmetika yang menawarkan kolagen yang bisa menembus ke dalam kulit dan mengganti kolagen alami kulit yang sudah hilang karena usia, sampai sekarang masih diperdebatkan," pesan Tridia.
Anda tak harus ke dokter kulit untuk mendapatkan resep serum. Banyak salon kecantikan dan produsen kosmetika menyediakannya. Namun, seperti biasa, hati-hatilah memilih salon dan produk yang aman.
Harga serum amat beragam, tergantung jenis dan merek yang dipakai. Sebagai misal, serum vitamin C berkadar 15 persen dalam botol 60 cc harus dibeli dengan harga Rp 600 ribuan. Jika ingin yang lebih murah, bisa memilih serum lokal.
Yang perlu diperhatikan, "Produk kosmetika, termasuk serum, sering tidak mencantumkan persentase kandungan bahannya. Atau kalaupun dicantumkan, belum tentu benar-benar sama dengan yang dikandung, " papar Tridia.
< Dokumen Nova > FOTO: Rynol Sarmon < Dokumen Nova>