Andrei Aksana, Seniman Kantoran yang Multitalenta

By nova.id, Selasa, 19 Mei 2009 | 07:20 WIB
Andrei Aksana Seniman Kantoran yang Multitalenta (nova.id)

Lantas, bagaimana ceritanya Anda jadi penulis betulan?

Panjang juga ceritanya. Lulus kuliah, saya pulang ke Jakarta. Saya langsung dapat pekerjaan di perusahaan retail internasional. Karier saya sungguh bagus. Hanya beberapa tahun, saya sudah menjadi marketing director. Saya memang menikmati pekerjaan saya, tapi ada satu hal yang rasanya kurang yaitu menulis.

Suatu saat saya bilang pada Mama, "Semua sudah saya lakukan untuk Mama. Jadi sarjana dan karier di kantor bagus. Sekarang, saya ingin juga melakukan sesuatu yang saya sukai, yaitu menjadi penulis." Mama tidak komentar lagi. Di buku kedua yang saya tulis, Mama merestui. Mama pun menceritakan misteri naskah cerpen saya yang selama ini hilang. Ternyata, selama ini Mama yang merobek-robek cerpen saya.

Bisa cerita proses come back Anda di penulisan novel?

Jarak novel pertama dan kedua memang jauh, ya. Suatu ketika, pas masa pencarian diri, saya pernah punya keinginan menjadi penyanyi. Saya pun bertemu dengan Chossy Pratama (seorang pencipta lagu terkenal, banyak lagu-lagunya populer di masyarakat, Red). Kami sempat membicarakan album yang mau dibikin.

Lalu Om Chossy memintaku membuat materi video klip. Om Chossy berkomentar, cerita yang saya tulis bagus. "Kalau begitu, kamu harus nulis novel dulu. Pria penyanyi, kan, banyak, tapi yang sekaligus novelis masih jarang." Begitulah, saya akhirnya membuat novel, judulnya Abadilah Cinta.

Kenapa Anda menyisipkan CD di novel itu?

Film dan sinetron, kan, sudah biasa ada soundtrack-nya, tapi setahu saya, belum ada novel yang ada soundtrack-nya. Nah, CD itu berisi lagu yang saya nyanyikan sendiri. Lagunya diciptakan Om Chossy. Ternyata, sambutan pasar sangat bagus. Hanya dalam waktu lima hari novel terbitan GPU ini cetak ulang.

Anda tambah semangat, dong?

Betul. Setahun, novel saya bisa terbit 2-3 kali. Ada teman yang mengkritik saya aji mumpung. Sebenarnya, sih, tidak. Saya, kan, seperti air yang sekian lama disumbat. Begitu keran dilepas, air pun mengalir deras.

Untuk pembeda dengan novel lain, saya hampir selalu menyertakan CD soundtrack lagu. Ternyata, banyak sisi positifnya. CD itu menjadi semacam penyelamat karena buku saya jadi susah dibajak.

Karya-karya Andrei antara lain, Cinta Penuh Air Mata (2003), Lelaki Terindah (2004), Sebagai Pengganti Dirimu (2004), Pretty Prita (2005), Karena Aku Mencintaimu (2006), Hanya dengan Cinta, 20 tahun Chossy Pratama Berkarya (2007), Janda-Janda Kosmopolitan (2009, cerbung di Kompas).