Kegemukan? Hati-Hati, Lho! (2)

By nova.id, Kamis, 11 Februari 2010 | 22:11 WIB
Kegemukan Hati Hati Lho! 2 (nova.id)

GEMUK = LUCU?Besarnya kalori yang dibutuhkan tergantung dari jenis kelamin, usia, dan aktivitasnya. Perempuan aktif membutuhkan 1500 - 1800 kalori per hari dan pria aktif membutuhkan 2000 - 2500 kalori per hari. Akan berbahaya jika yang dikonsumsi melebihi dari jumlah itu, sementara aktivitasnya hanya sedikit.

Sayangnya, jumlah penderita obesitas di Indonesia sangat besar dan dari tahun ke tahun justru terus meningkat, termasuk anak-anak.

"Angka pastinya belum jelas, tapi coba lihat di mal, banyak anak dan orang dewasa yang kegemukan," tuturnya. Jumlah penderitanya lebih banyak perempuan, karena saat memasuki masa menopause atau di atas 40 tahun, mereka punya kecenderungan obesitas, meski tak berarti mereka mendominasi secara jumlah.

Menurut samuel, jumlah penderita obesitas terus disebabkan oleh pola hidup dan keinginan untuk selalu serba enak.

Misalnya, mengonsumsi junkfood karena lebih praktis dan cepat, malas bergerak, lebih suka naik mobil, atau menyuruh sekretaris dan office boy di kantor untuk melakukan sesuatu.

Samuel menambahkan, obesitas pada anak pada dasarnya sama dengan obesitas pada orang dewasa.Sejak anak-anak, bahkan balita, berat tubuh harus mulai dijaga, jangan sampai kegemukan.Sayangnya, banyak orangtua yang beranggapan, anak gemuk berarti lucu, menggemaskan, dan sehat. Sehingga mereka berpikir, yang penting anaknya gemuk dan banyak makan.

Padahal, anak yang sehat adalah anak yang berat badannya ideal. "Jauhkan pikiran, anak gemuk itu sehat atau pertanda hidup makmur. Pada anak, gemuk juga penyakit. Jadi, jika punya anak gemuk jangan bangga dulu, itu keliru dan harus disadarkan," tutur Samuel tegas.

Jika anak mengalami kegemukan, penyakit penyempitan pembuluh darah jantung akan mulai terjadi sejak dia kanak-kanak. Kendati demikian, berat badan anak yang normal sangat tergantung dari usia dan tinggi badannya. Pada balita usia 2 tahun, Samuel mencontohkan, berat badan normalnya 15 kg. "Di Indonesia, obesitas pun mulai banyak diderita anak-anak. Penyebabnya, pola hidup dan kebiasaan yang diterapkan orangtuanya."

TAK BOLEH MALASPemberian susu formula yang terus-menerus pada balita pun, bisa menyebabkan obesitas. "Yang penting, bukan jenis susunya, tapi jumlahnya. Jika jumlahnya melebihi kebutuhan, bisa membuat gemuk," jelas Samuel. Pola makan dan gizi anak juga harus diperhatikan. Sayangnya, karena malas memasak dan ingin praktisnya saja, banyak orangtua memberikan makanan junkfood pada anaknya.

Selain itu, sering makan permen, cokelat, es krim, cake dan makanan yang mengandung banyak gula, yang umumnya disukai anak-anak, juga penyebab menimbunnya lemak di tubuh mereka. Sebetulnya, lanjut Samuel, mengonsumsi makanan manis seperti itu tidak dilarang, asal tak berlebihan dan terus-menerus.

Di samping itu, anak-anak sekarang lebih banyak bermain playstation atau game di komputer, sehingga kurang bergerak. "Pada prinsipnya, kan, harus imbang antara makan dan gerak tubuh agar tidak terjadi obesitas," tutur Samuel. Kebanyakan, yang dilakukan dan dikonsumsi anak tergantung dari yang diberikan orangtuanya. Seharusnya, sejak masih kecil anak sudah dibiasakan mengonsumsi makanan sehat, antara lain buah dan sayur.

Meski anak tidak suka, orangtua tak boleh malas mengenalkan makanan sehat sejak usia dini, agar terlatih. Bila anak-anak tak suka buah dan sayur, Samuel menyarankan untuk menyamarkannya dengan membuat makanan yang dibentuk menarik atau diolah ke dalam bentuk lain. Misalnya, bola bakso berisi sayur, buah dipotong berbentuk bintang, atau dibuat puding.

Dalam hal ini, orangtua dituntut pandai berkreativitas. Jika ini dilakukan, obesitas pada anak bisa dicegah dan ditanggulangi. "Kedua orangtuanya bisa saja gemuk, tapi jika pola hidup dan makan si anak diatur dengan baik dan dilatih rajin olahraga, dia tidak akan kegemukan," ujar Samuel.

BISA SEMBUH TOTALYa, obesitas bisa disembuhkan. Kuncinya hanya satu: kemauan. Jangan pernah berpikir kegemukan Anda tak akan berkurang. Sebaliknya, berpikirlah optimis. Soal lamanya waktu yang dibutuhkan untuk sembuh, tergantung dari jumlah kelebihan lemak.

Jika terlalu banyak, Samuel menyarankan untuk tidak memikirkan target waktu. "Jika kelebihannya 30 - 40 kg, kan, enggak mungkin turun dalam waktu dua bulan. Harus sabar," tutur Samuel.Pada penderita obesitas, kalori yang dikonsumsi harus lebih sedikit dari kebutuhan sehari-hari. Bila biasanya makan nasi sepiring, kurangi jadi tiga perempatnya. Jika ini dilakukan, pasti berat badan akan turun.

"Sederhana, kok, caranya, cukup dengan hidup sehat. Soal penanganan, tinggal mengatur jumlah kalori yang masuk dan meningkatkan aktivitas."

TIPS CEGAH OBESITAS1. Konsumsi makanan sehat. Terutama sayur dan buah, kecuali durian yang mengandung gula. Alpukat boleh saja, tapi tanpa gula, cokelat, sirup, susu, atau es krim. Bagi penderita obesitas yang sedang diet, sebaiknya tak mengonsumsi mangga, karena mengandung gula.

2. Hindari lemak. Jauhi segala makanan berlemak dan gorengan.

3. Stop makan banyak! Jangan makan berlebihan dan berhenti sebelum kenyang.

4. Hindari camilan. Jauhi kue manis dan minuman yang mengandung gula, seperti teh manis, sirup, dan softdrink.

5. Olahraga. Lakukan olahraga teratur, minimal 30 menit setiap tiga kali seminggu. Jalan kaki bisa jadi pilihan. Jika terlalu gemuk, sebaiknya memilih berenang untuk menghindari benturan sendi, agar kaki tidak sakit.

6. Banyak bergerak. Jangan manjakan tubuh dan kaki, banyaklah bergerak. Bila pergi ke mal, jangan turun di depan lobi, parkirlah mobil lebih jauh dari tempat yang dituju. Saat di rumah, menyapu dan mengepel bisa membantu tubuh terus bergerak.

HASUNA DAYLAILATU