Tak Tabu Bicara Uang (1)

By nova.id, Minggu, 9 September 2012 | 21:45 WIB
Tak Tabu Bicara Uang 1 (nova.id)

Tak Tabu Bicara Uang 1 (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Uang memang bukan segalanya. Akan tetapi, cara pandang dan cara bicara tentang uang akan menguatkan fondasi sebuah hubungan seperti pernikahan. Sayangnya, tak sedikit pasangan yang menganggap uang adalah topik tabu. Alhasil, merencanakan tujuan keuangan hanya angan-angan dan pengelolaan uang berakhir tidak transparan serta penuh curiga.

Padahal, merencanakan tujuan keuangan sekaligus mengelola uang juga bisa dilakukan dengan tanpa tekanan. Dan, yang paling penting, tidak ada kata terlambat selama Anda berdua memang memiliki niat kuat untuk mengelola keuangan. Yuk, rencanakan tujuan keuangan dan mulai dengan mengajak Si Dia bicara dari hati ke hati.

1 Waktu yang Tepat 

Saat paling pas membicarakan uang adalah ketika Anda berdua sedang santai. Contohnya, saat semua tagihan sudah dibayar. Atau, ketika Anda berdua sedang membicarakan impian yang menyenangkan seperti berlibur ke luar negeri. Tujuan yang menyenangkan pasti membuat Anda berdua bersemangat dalam membuat rencana, kan?

2 Dipancing 

Ketika keluarga menjadi prioritas nomor satu, ada kalanya Anda harus berani memulai. Contohnya, jika pasangan termasuk tipe irit bicara soal uang, Anda saja yang mulai bercerita mengenai perasaan, pengalaman, pendapat, dan harapan Anda perihal uang. Percaya, deh, Si Dia pasti terpancing untuk melakukan hal serupa.

3 Jujur 

Ketika salah satu pasangan berpenghasilan lebih tinggi dan lebih banyak menanggung kebutuhan keluarga atau tidak biasa diatur pasangan karena biasa hidup mandiri, konflik bisa saja muncul. Oleh karena itu, Anda berdua harus jujur kepada diri sendiri dan kepada pasangan. Saat membicarakannya, lakukan tanpa emosi, negatif, berprasangka, atau menghakimi.

4 Kompromi  

Setelah Anda berdua sudah mengungkapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tujuan keuangan, lakukan diskusi. Dalam berdiskusi, harapan dan pendapat Anda berdua bisa saja berbeda. Oleh karena itu, sediakan ruang berkompromi demi kebaikan bersama. Anda tak bisa, kan, ngotot membeli rumah padahal ada dana lain yang lebih mendesak seperti dana darurat.

5 Hitung

Sebelum merencanakan tujuan keuangan, Anda berdua harus tahu cash flow atau dari mana uang masuk dan ke mana uang keluar. Gunakan hitungan ini sebagai patokan untuk menentukan pengelolaan keuangan. Dari mulai kebutuhan sehari-hari, investasi, tabungan, asuransi, uang muka, dll.

6 Rencanakan

Setelah sepakat, buatlah rencana dalam bentuk jangka pendek dan jangka panjang sesuai tujuan keuangan. Siapkan juga rencana untuk menghadapi perubahan di masa yang akan datang seperti inflasi atau krisis ekonomi.

7 Bagi Tugas

Rencana sudah dibuat, lantas siapa yang menjalankannya? Nah, hal ini juga harus diatur sematang mungkin supaya tidak ada yang merasa bekerja sendiri atau justru merasa tak dilibatkan. Dari mulai gaji, kebutuhan sehari-hari, membayar tagihan, hingga menyetor investasi. Jika memang hanya salah satu pihak yang ditugasi untuk mengatur keuangan, jangan lupa memberitahu perkembangannya kepada pasangan. Hal ini harus dilakukan supaya suatu hari nanti Anda berdua lebih sigap mengatasi hal yang tidak diinginkan.

8 Orang Ketiga

Kadangkala apa yang kita anggap baik, belum tentu dianggap baik oleh pasangan. Jika Anda berdua memang kesulitan menemukan titik temu untuk menentukan rencana mengelola keuangan, Anda mungkin saja membutuhkan "orang ketiga". Sebut saja, perencana keuangan independen. Sudut pandang orang ketiga semacam ini biasanya ampuh melunakkan hati pasangan sebab ia lebih netral dan memiliki pengetahuan mendalam mengenai dunia keuangan. Ingat, pilihlah perencana keuangan yang terpercaya, piawai, dan bekerja secara profesional.

9 Disiplin

Rencana matang untuk mencapai tujuan keuangan sudah di tangan. Sekarang, Anda berdua tinggal menjalankannya. Kedisiplinan, tentu berperan penting agar semua rencana ini berjalan dengan optimal. Supaya Anda berdua tak kerepotan gunakan sistem sisih bukan sistem sisa. Artinya, setiap kali Anda berdua mendapatkan penghasilan, langsung sisihkan sesuai rencana keuangan. Sisanya, baru Anda pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Jika Anda menggunakan sistem sisa, kemungkinan besar rencana tujuan keuangan akan gagal atau mandek.

10 Evaluasi

Setiap setahun atau enam bulan sekali, tengok kembali rencana keuangan Anda. Apakah sudah sesuai dengan target yang diinginkan atau justru malah meleset? Analisis kekurangannya dan cari tahu apa penyebabnya. Jika memang meleset terlalu jauh, bisa jadi Anda harus mengganti rencana keuangan Anda.

Astrid Isnawati/ bersambung