Kata Pemanis Agar Harmonis

By nova.id, Rabu, 4 Juli 2012 | 23:09 WIB
Kata Pemanis Agar Harmonis (nova.id)

Kata Pemanis Agar Harmonis (nova.id)

"Foto: Getty Images "

Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk memperkuat hubungan Anda dengan pasangan. Salah satunya dengan mengucapkan kalimat-kalimat mesra.

"Aku Mencintaimu...."

Meski pernikahan sudah dijalani sekian lama, bukan berarti Anda tidak bisa mengucapkan kalimat ini, lho. Ucapkanlah di setiap kesempatan. Misalnya, ketika Anda akan berangkat kerja, sebelum menutup telepon saat berbicara dengan pasangan, atau di tempat tidur. Kata-kata ini juga sangat manjur menenteramkan hati pasangan usai pertengkaran kecil.

"Maafkan aku, ya."

Bagaimana respons yang tepat ketika pasangan menegur Anda? Jika memang Anda salah, jangan merasa malu mengakui dan meminta maaf. Dengan begitu, obrolan tidak akan berakhir pada pertengkaran.

"Iya, aku mengerti."

Saat sedang makan malam bersama pasangan, tanpa disadari Si Dia mengeluhkan banyak hal. Agar suasana tetap aman terkendali, kalimat pertama yang harus Anda ucapkan adalah, "Aku mengerti perasaanmu." Selanjutnya, jadilah pendengar yang baik dan baru berikan saran jika memang diminta.

"Kamu cantik/ganteng."

Tak seperti masa pacaran yang semanis madu, kalimat pujian ini seperti hilang ditelan bumi setelah menikah. Padahal tak ada salahnya jika Anda sesekali memuji pasangan, lho. Misalnya, ketika suami baru memangkas rambutnya, ucapkan, "Kamu makin ganteng, Mas!" Atau, ketika istri sedang tidak percaya diri, suami bisa mengucapkan, "Bagiku, kamu tetap terlihat cantik."

"Terima kasih, Sayang."

Seberapa sering Anda mengucapkan terima kasih pada pasangan untuk setiap jerih payah yang ia lakukan? Tidak pernah? Duh, segera ubah kebiasaan ini, ya! Anda justru harus mulai membiasakan diri mengucapkan terima kasih sebagai bentuk penghargaan pada pasangan. Ungkapan ini juga akan membuatnya lebih bersemangat. Jadi, ucapkan terima kasih, bahkan untuk hal kecil seperti menyuguhkan teh hangat untuk Anda.

"Sini aku bantu."

Meski hari libur, jadwal Anda berdua tetap saja padat. Dari mulai mencuci mobil, menjemput anak usai les berenang, hingga memenuhi janji bersama pasangan untuk menonton di bioskop. Jika salah satu dari Anda memiliki waktu luang, sebaiknya tawarkan bantuan. Pasangan pasti akan sangat senang dan menghargai niat baik Anda.

"Tenang, ada aku di sisimu."

Ketika pasangan sedang menghadapi masalah, jangan biarkan ia melaluinya sendiri. Yakinkan ia bahwa Anda akan berada di sampingnya untuk mendukungnya secara penuh. Jadi, meskipun berakhir pahit, pasangan tetap akan merasa kuat karena ia tahu ada seseorang yang menopangnya.

Ubah Cara Pandang

Perceraian biasanya terjadi karena masalah sepele. Padahal jika dikomunikasikan dengan kepala dingin dan berkomitmen ingin melakukan perubahan positif, persoalan bisa selesai semudah membalikkan telapak tangan. Selain kata-kata manis diiringi perbuatan positif, hubungan suami-istri yang harmonis juga memerlukan cara pandang yang tepat ketika menghadapi masalah rumah tangga. Berikut kuncinya:

Kritik Bijak

Ketika Anda mengkritik pasangan, hendaknya Anda tidak mengkritik untuk tujuan yang negatif. Kritiklah pasangan dengan lembut. Jika perbuatan pasangan patut dipuji, puji ia dengan sportif dan penuh penghargaan.

Tidak Saling Menyalahkan

Saling melempar tanggung jawab dan mencari kebenaran untuk diri sendiri hanya akan membuat hubungan bertambah ruwet. Selain itu, ketika Anda menyalahkan orang lain atas masalah-masalah hidup yang dialami, Anda hanya akan membuat keadaan bertambah sulit. Jadi, jauhkan diri Anda berdua dari sikap saling menyalahkan. Bukankah dengan mengakui kesalahan, masalah rumah tangga Anda bisa lekas selesai?

Terima Apa Adanya

Di dunia ini tak ada yang sempurna. Oleh karena itu, berhentilah berusaha mengubah pasangan Anda untuk berlaku seperti yang Anda inginkan. Belajarlah untuk merima ia apa adanya. Jika Anda selalu menuntutnya untuk berubah, pasangan akan merasa tidak nyaman dan hal ini hanya akan merusak hubungan kalian berdua. Berkompromi justru lebih efektif dibandingkan saling memaksakan kehendak.

Ester Sondang/Berbagai Sumber